Rabu, 22 Januari 2025

Review Novel Nemesis - Agatha Christie

Bismillah. Di awal tahun 2025 ini, saya pengin review novel klasik yang sudah lama selesai dibaca saat tahun kemarin. Hanya saja realisasikan review-nya sekarang karena waktu itu kurang niat, mager (malas gerak), dan takut ga bisa review novel ini. Meskipun saya sudah sering review novel tapi masih ga pede (percaya diri), guys! Padahal kan usaha dulu ya, nulis saja, hasilnya nanti belakangan. Tahun, kemarin jarang banget sih saya nulis di blog ini, postingan ga nyampe sepuluh. Apa kabar ya, my readers? Hahaha, geer (gede rasa) banget kayak punya saja:v ya sudah, cukup curcolnya.

Novel ini berjudul Nemesis dari penulis Agatha Christie. Penulis dari Britania Raya a.k.a Inggris ini memang legend dengan novel fiksinya yang sering bercerita tentang detektif. Penulis kelahiran 1890 dan meninggal di tahun 1976 (86 tahun semasa hidup) ini bahkan karyanya masih bisa kita nikmati saat ini. Memang penulis itu abadi ya dalam karyanya, terlebih dia tokoh perempuan yang mendunia. Sebenarnya, saya sudah lama mendengar nama penulis ini sekitar delapan atau sembilan tahun yang lalu tapi baru kali ini pengin menyoba membaca karyanya karena tertarik saat baca blurb di belakang sampulnya. “Biarkan keadilan mengalir bagaikan arus yang kekal,” Waktu itu lagi lihat-lihat banyak buku yang ada di rak Gramedia dalam mall kota saya. Mumpung ada duit THR dari bapak auto beli di malam lebaran itu. Saya nggak langsung sering membacanya, sering mengulur karena memang tengah nggak mood baca atau alurnya yang lambat saat di awal terasa bosan menurut saya. Namun, karena sudah terlanjur dibeli jadi mubadzir kan kalau nggak dibaca terus, hehe. Selesaikanlah apa yang sudah dilakukan, terlebih itu buku dan kupikir sebagus apa sih tulisan penulis yang satu ini?

Ternyata memang nggak diragukan lagi, nggak nyesal lah bacanya. Novel yang terbit pada tahun 1971 ini bercerita tentang seorang wanita tua bernama Jane Marple yang biasa dipanggil Miss Marple mendapat surat dari kawannya sebelum meninggal. Surat itu berisi bahwa dia mesti menyelidiki suatu kasus pembunuhan tapi kawannya nggak kasih clue yang diperlukan. Bayangkan saja seorang nenek yang biasanya baca surat kabar saat petang, menderita rematik, merajut, dapat tugas menjadi detektif untuk mengungkapkan siapa yang terlibat dalam pembunuhan dan di mana terjadi kejadiannya, siapa yang menyangka? Tapi, Miss Marple lebih nggak menyangka kalau dia dapat surat itu dari Mr. Rafiel.

Mr. Rafiel digambarkan punya kepribadian yang kuat, sulit, bahkan kadang-kadang kasar sekali tapi orang-orang nggak benci itu karena dia luar biasa kayanya. Seseorang yang mengumpulkan uang banyak sekali sepanjang hidupnya. Sementara, Miss Marple bukan orang yang kejam, kecuali saat berhadapan dengan keadilan. Dia pernah membuat seorang anak ketakutan saat mendapatinya menyiksa kucing. Miss Marple sering berbincang dengan pikirannya, dan mengakrabkan diri dengan orang di sekitar untuk mendapatkan informasi guna penyelidikannya. Dia bertindak dengan banyak bertanya dan bicara, suka mencari tahu serta amat berhati-hati.

Miss Marple bercerita kalau dia bertemu dengan Mr. Rafiel sekali saja di kepulauan Bahama, yang terletak di Karibia. Mereka hanya sempat sekali-sekali bercakap-cakap, meskipun begitu Mr. Rafiel mempercayakan tugas berat itu ke Miss Marple dengan imbalan yang banyak sekali. Dua puluh ribu pound yang jika dirupiahkan pada zaman itu sekitar dua puluh satu juta rupiah dan lima miliar di tahun sekarang. Meski Miss Marple sudah berumur tapi uang kan memang tidak bisa disia-siakan di umur berapapun.

Mulanya sesuai arahan surat dari Mr. Rafiel, Miss Marple mengikuti sebuah tur “The Famous Houses and Gardens of Great Britain”, yang berlangsung selama dua atau tiga minggu. Miss Marple menumpang bus yang berisi enam belas penumpang. Miss Marple menebak mungkin orang-orang yang ada di dalam bus bisa menjadi bagian petunjuk dari tugas yang akan dilakukannya. Miss Marple mencatat pengamatannya. Miss Marple juga menginap di rumah The Old Manor House sepuluh menit dari hotel yang merupakan instruksi Mr. Rafiel.

Yang saya suka, novel ini mempunyai plot twist. Miss Marple memang cerdas dalam memecahkan kasus misteri ini. Novel ini paripurna dan membuat saya tidak sabar menamatkan beberapa part terakhirnya. Novel ini adalah kaya terakhir dari seorang Agatha Christie di akhir riwayat hidupnya. Kata kawanku yang pernah membaca karya penulis ini,  “Agatha suka menulis cerita yang berbelit-belit supaya karakternya kelihatan pintar. Zaman dulu sih cerita detektif itu susah buatnya jadi begitu ada yang buat dan oke ... ya terkenal lah wkwk. Kalau sekarang mah sudah banyak saingan, jadi harus otentik biar laris.” Hm, sudut pandang yang menarik. 

Intinya, menurut saya novel ini sangat recommended untuk dibaca untuk pembaca dengan umur di atas 17 tahun, meskipun bahasanya baku dan terkadang butuh waktu lama untuk mencerna. Novel dengan tema cinta, kepercayaan, dan pengkhianatan ini punya pesan moral yang penting bahwa keadilan bisa ditegakkan dari kasus lama yang telah terkubur. Ending-nya memuaskan.

Beberapa quotes yang kusuka, “Menyedihkan sekali bila seseorang meninggal pada usia muda. Soalnya banyak yang tak dapat mereka nikmati. Tapi mereka juga terlepas dari banyaknya kesulitan.”

“Cinta. Itu adalah salah satu kata yang paling mengerikan di dunia ini.”

“Dalam hidup ini kita tidak akan berhasil kalau tidak berani mengambil risiko, bila memang perlu.”

“Karena kalau cinta kita cukup besar, kita akan bersedia berkorban, meskipun itu akan menghasilkan kekecewaan atau banyak kesedihan.”

“Kejahatan yang kejam itu sama dengan kanker—tumor yang ganas. Itu menyebabkan penderitaan.”

“Orang merasa malu sekali bila harus mengucapkan terima kasih dan memulai hidup baru lagi.”

“Kebulatan tekadlah yang membawa keberhasilan, bukan?”

“Menurut saya, rasa benci bisa hilang. Kita bisa mencoba untuk seolah-olah mempertahankan rasa benci itu, tapi itu akan gagal. Rasa benci tidak mempunyai kekuatan sekuat rasa cinta.”

“Seks tidak dapat menggantikan cinta. Seks mengiringi cinta, tapi hanya seks saja tidak akan berhasil. Cinta sama artinya dengan kata-kata yang diucapkan pada misa pernikahan. Dalam senang dan susah, dalam keadaan kaya dan miskin, serta dalam keadaan sakit dan sehat. Itulah yang harus dihadapi seseorang, bila dia mencintai seseorang dan ingin menikah dengannya.”

Penggambaran lingkungan rumah Jane Marple

Tanaman merambat yang cepat tumbuh, amat berguna sebagai penutup pagar dan bangunan lainnya yang tidak sedap dipandang. Bunga yang menarik menurutku, karena kecil-kecil, putih. Cantik sekali.

Salah satu halaman favorit saya adalah saat Miss Marple berbicara dengan Clotilde, di mana ketegangan antara kedua karakter sangat kuat.

Sekian, Thankyouu^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar