Senin, 31 Januari 2022

Ulasan Asri Ipau

Note: sebelumnya saya menuliskan ini bukan karena ingin menggambarkan bagaimana lingkungan sekitar asramanya dengan kata-kata yang klise seperti: bersih, rapi dan indah 🏡. Tapi, di sini ingin bercerita tentang pengalamanku. Kalau anda ingin tau asramanya bagaimana, silakan berkunjung dan memperhatikan sendiri.

Bismillah ... November 2020 kala itu, pertama kalinya saya berada di ibukota provinsi Aceh ini. Kali pertama itu pula menjejakkan kaki di asrama tempat kita tercinta ini. Mulanya, nggak pernah terbayangkan bisa tinggal di sini. Tempat yang mulanya asing dengan orang-orang yang belum pernah kutemui sebelumnya, kecuali teman-teman seperjuangan semasa sekolah dulu. Sepintas ingatan, waktu itu sempat merasa nggak betah dan nggak sesuai, tapi percayalah, mungkin hanya karena baru beradaptasi dan belum terbiasa.

Sampai akhirnya, di sini lah kami sekarang, merantau dari kabupaten Aceh Utara, menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, menduduki bangku perkuliahan, demi meraih masa depan secerah sinar mentari. Meninggalkan kampung halaman masa kecil, rumah yang aman dan nyaman, keluarga yang damai, dengan membawa bekal do'a dan kepercayaan orang tua, juga tanggung jawab di tangan kami.

Mungkin beberapa di antara kami yang jika bisa memilih, kami tidak ingin memilih asrama ini. Sebab, kami di sini karena berasal dari keluarga yang berkekurangan ekonomi. Di samping itu banyak peraturan dan organisasi yang mesti dipatuhi, seakan merebut kebebasan serta menambah tugas di luar perkuliahan. Belum lagi tinggal bersama warga asrama dengan berbagai karakter, pemikiran, dan latar belakang yang berbeda tidak mungkin akan selalu menghadirkan suasana yang rukun. Ibarat dua sisi mata uang, tak jarang terkadang terjadi perselisihan, yang bermula kesalahpahaman. Tapi, yang terpenting dari itu adalah saling memahami, mendengarkan dan merangkul perbedaan.

Takdir-Nya tidak mungkin salah. Semua pasti ada alasan dan hikmah dibaliknya. Kenapa kita ada di sini, bertemu dengan orang-orang ini, yang suatu saat cepat atau lambat kita akan mengetahui itu. Saat menjalani peran mahasiswa sekaligus warga asrama dengan bidangnya juga seringkali merasa nggak bisa juga nggak mampu tapi sebelum mencoba, kita tahu apa sih. Karena ... jika syarat berpengalaman sebagai kemampuan dasar untuk seseorang, bagaimana mungkin seseorang bisa dikatakan mampu tanpa mencoba mengalami itu sendiri. Pada akhirnya, bisa atau tidaknya hanya diri kita yang tahu itu.

Intinya, alhamdulillah dengan adanya asrama ini, kelak menjadi salah satu bukti jalan mengikuti pembelajaran, menuntut ilmu dengan tujuan mengharap rahmat-Nya. Berdiri di kaki sendiri, lebih berani mengambil tindakan dan menemukan jalan keluar tanpa bergantung pada orang lain. Tanpa disadari menjadi pribadi yang mandiri, lebih baik dari sebelumnya. Bersyukur dipertemukan dengan orang-orang baik, teman-teman yang peduli, mengingatkan, dan menyenangkan. Tanpa mereka tidak membuatku percaya bisa melalui kehidupan sendiri. Karena setelah hablumminallah, hablumminannas, kita makhluk sosial yang sangat membutuhkan orang lain. Saling bercerita pengalaman dalam hidup, mengetahui pengetahuan baru yang mungkin takkan pernah kuketahui kalau sebelumnya tak menetap di sini.

Di kemudian hari, kita akan mengingat hari ini. Mungkin ada sedikit rasa rindu, tertawa mengingat hal yang menggelikan, bersedih mengenang hal yang mengharukan saat itu. InsyaAllah harapnya menjadi perempuan yang luar biasa, sebagai hasil dari rasa ikhlas dan tetap beranjak.

Bunga
31-01-2022