Minggu, 26 Maret 2023

Sebuah Cerita 'Greening' dan Tentang Persahabatan

Sebelum aku membagikan suatu cerita, aku ingin memberi tahu. Awal dibuatnya cerita ini karena tugas dari admin grup WhatsApp menulis. Waktu itu antara pertengahan Juli tahun 2020, memang sudah lama sekali. Kami dibentuk kelompok-kelompok yang beranggotakan 3 anggota. Kebetulan, aku tidak punya kesibukan saat itu, karena belum masuk perkuliahan juga. 

Aku memang ingin sekali bikin cerita yang temanya cinta lingkungan. Kubuatlah beberapa part awal, sisanya para anggota kelompokku yang namanya Fitri dan Nisa. Rupanya, beberapa part awal yang udah kubuat diubah sama mereka. Aku sih nggak masalah, yang penting alur cerita dan ending-nya bagus. 

Saat aku minta Fitri buat mengirim ulang ceritanya, karena di aku sudah terhapus. Aku baru baca lagi saat ini. Serius. Setelah mau 3 tahun lamanya. Waktu itu, aku belum baca. Entah kenapa, antara terlalu menunda sampai lupa dan nggak percaya diri lalu mengabaikan. Padahal, aku sudah bilang pada Fitri, ceritanya akan kutaruh di blogku dan kukirim tautannya ke dia. Tapi, nomornya udah nggak aktif lagi.

Dalam ceritanya ada kata-kata yang kuedit, aku mengusahakan cara penulisan yang benar beserta EYD-nya biar enak dibaca. Cerita ini juga banyak kejadian yang tidak dijelaskan bagaimana bisa terjadi. Untuk sekarang, aku tidak berminat mengubahnya seperti yang seharusnya. Nggak tahu kalau nanti.

***

Bahkan, aku nggak tahu mau buat judul cerita ini apa. Maunya 'Greening' yang jelas temanya tentang persahabatan.

Prolog

Orang-orang mengira murid SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) itu ribet, harus PKL (Praktik Kerja Lapangan), banyak biaya ini itu dan lain sebagainya. Tapi tidak dengan Syakhiera Ningrum. Dia ialah seorang siswi yang mantap mengambil jurusan Multimedia di SMK. Di mana pembelajarannya tentang editor, pemrograman, animasi yang cukup menguras pikiran, tapi tidak membuatnya menyerah dan selalu belajar bersungguh-sungguh.

Kini Syakhiera atau yang biasanya dipanggil Ira sedang berada di Kantin bersama seorang sahabatnya Elseana Brenindia. Seperti biasa suasana kantin ketika bel istirahat berbunyi bagaikan tempat buaya-buaya yang sedang kelaparan. Dempet sana sini hingga semua stand warung penuh. 

Brakkk ...

Ira dan Ana kaget, seketika melihat orang yang menggebrak meja.

"Ih Nufa ngagetin aja gimana kalau kita jantungan," kata Ana.

"Hehehe maaf gaes:)." Nufa nyengir kuda.

"Yaelah nah baru muncul lo. Memangnya ada apaan sih sampe segitunya!?" Ucap Ira pada sahabatnya yang satu lagi itu.

"Nah, ini. Lo semua harus dengar kalo di sekolah kita tercinta ini bakal ada murid pertukaran pelajar dan itu cowok!"

"Hah, kirain ada apaan. Penting banget memangnya!?" Ucap Ira lagi.

"Wah berita bagus ini, bisa dijadiin doi buat Ira. Tau ni dia betah banget kelamaan dengan status jomblonya." Kali ini Ana.

"Ih, apaan sih lo An. Gue tu single ya, bukan jomblo. Nggak ah. Lagian mending gue pacaran sama kasur dan rebahan seharian."

"Nah lo dengar tu kata Ana. Duh nih anak udah kek nolep. Ini cowok beda lho, percaya sama gue."

***

Part 1

Secangkir cokelat panas dan sepiring pisang goreng menjadi pelengkap suasana di kala cuaca sedang hujan. Alam menjadi basah karena terguyur oleh rinai hujan yang datang tanpa permisi. Walau menghantam dengan bergerombol menjadi keindahan tersendiri baginya. 

Terlihat seorang gadis berumur 17 tahun yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya.

Tlingg

Telepon genggam yang ada di atas nakas itu berbunyi khas masuk pesan.

'Selamat malam, Ra.'

'Udah siapin tugas sekolah?'

'Jangan begadang, ya.'

Ira hanya melirik sekilas, chat yang muncul di pop up itu. Ia menghela nafasnya, tidak berniat membalas. 

'Duh cowok itu kenapa sih kayak ngejar-ngejar gue terus.' batin Ira.

Sembari Syakhiera makan pisang goreng,

Duaaarrr.
 
Seketika suara petir menggelegar menghantam alam semesta menjadikan gadis itu ketakutan dan bersembunyi di bawah selimut yang bergambar Doraemon. Ya, ia gemar dengar tokoh kartun tersebut.
Sangking ketakutannya, Syakhiera tertidur pulas tanpa memikirkan tugas sekolahnya karena juga sudah selesai. 

Malam sudah berlalu, bulan pun sudah berganti menjadi matahari, ayam jantan berkokok lantang. Menegaskan pagi sudah tiba. Rinai hujan sisa semalam membasahi tanah dan sedikit membuatnya menjadi lembab. 

Syakhiera telah bangun dari tidurnya dan sudah bersiap-siap berangkat ke Sekolah. Ia lalu berpamitan kepada kedua orang tuanya dan langsung pergi dengan menggunakan sepeda motor. Jalanan menjadi berair akibat hujan semalam, dan Alhamdulillah jalan tidak macet mungkin semesta lagi berpihak kepadanya. 

Tapi tiba-tiba,

Byuuurrr ...

Mobil bermerek Alphard melewatinya dan menginjak genangan air yang cukup besar sehingga membuat rok Syakhiera kotor dan basah. 

"Woi heh awas lo ya kalo ketemu gue sayat-sayat tubuh lo! Lalu gue kasih tubuh lo itu ke raja hutan, woi!" Teriak Syakhiera dengan suara yang menggelegar, tapi itu tidak mempan karena mobil yang tadi melintas sudah masuk parkiran. 

"Yah ... Kotor dong roknya, mana 10 menit lagi masuk." Monolog Syakhiera.

Syakhiera menghidupkan mesin motor dan melajukannya sampai parkiran.

***

Part 2

Setelah memarkirkan motornya, Syakhiera pun berniat ingin mengunjungi kamar kecil namun seorang murid lain menghampirinya.

"Ra, chat gue kok nggak lo bales sih kemarin?" Ucap murid itu. Namun ia terkejut saat baru menyadari hal lain.

"Lho itu rok lo kenapa kok bisa kotor gitu sih? Wkwk." Ucap murid itu lagi terkekeh.

"Nggak penting chat lo. Oh my, pake nanya nih rok gue kotor gegara mobil lo ya, tau nggak!?" Balas Ira.

"Haduh, maafin gue ya, jadi nggak enak, sopir gue nggak sengaja pasti."

"Serah lu deh!" 

Syakhiera berlalu.

'Duh gue jadi merasa bersalah sama Ira.' ucap murid itu.

_____

"Darimana aja lo Ra? Untung jam kosong ini kok bisa telat sih, lo?" Tanya Ana. "Rok lo kenapa tu kok bisa basah?" Sambungnya terkejut.

"Banyak bet pertanyaan lo. Pertama gue baru habis dari kamar mandi. Kedua gue telat gegara rok ini kena becek. Ketiga gue bersihkan masih belum kering."

"Hah kok bisa sih, gegara siapa emangnya? "Ucap Nufa.

"Gegara si murid pertukaran pelajar itu tuh si Fathan!" Ucap Ira yang sebenarnya nggak mau membesar-besarkan masalah.

"Ya memang nggak sengaja kali, dia baik banget malah anaknya. Dia saudara jauh gue. Menurut kita kalian serasi banget ya nggak, An." Ucap Ana.

"Ya ... Gue setuju." Ucap Nufa pelan.

"Serasi dari Hongkong?! Udahlah lupain aja gue bad mood dah bahas gitu-gituan."

"BTW, kita dari tadi nungguin, kira absen tau. Mau nengok PR lo juga nanti dikumpul di meja Pak Kajur wkwk." Ucap Ana.

"Duh. Ngerti banget deh gue kalo gini. Traktirin gue siomai jangan lupa."

***

Part 3

Teeettt ...

Bel yang menandakan jam istirahat pun berbunyi dengan nyaringnya. Sontak seisi kelas pecah dengan para penghuninya yang sudah tidak sabar ingin mengisi perut yang keroncongan. Hingga menyisakan tiga sekawan ini.

"Hayuk Ra. Kita ke Kantin kata lo mau ditraktir siomay?" Ajak Nufa melihat Ira yang sibuk membaca buku.

"Nanti aja deh. Lagi seru-serunya ini belajar tentang materi animasi."

"Yaelah ni anak, niat banget memang mau masuk jurusan ini wkwk. Gue aja nggak tau apa yang mau dipelajari pusing." Sahut Ana.

"Duh si Ana ya, moga gue nggak ketularan lo deh." Ucap Nufa. "Jadi lo maunya gimana Ra?" 

"Heh tadi kan lo juga yang mau PR Ira, Nufa." Balas Ana.

"Udah-udah debat lah terus kalian, cem mau jadi capres aja. Gue nitip aja siomainya." Kali ini Ira.

"Ok deh sayy. See you later, beb" Ucap Nufa lebay melangkah bebarengan dengan Ira.

Beberapa menit kemudian. Seorang murid menghampiri Ira.

"Ra, maafin gue ya. Gue tau gue salah. Gue bakal berhati-hati. Ini sebagai permintaan maaf dari gue, ya meski bukan apa-apa." Ucap murid yang berjenis kelamin laki-laki itu tiba-tiba menyodorkan cokelat merek Silverqueen

Sontak Ira mendongakkan kepalanya. 'Duh ganteng juga ya ni orang baru nyadar gue.' batin Ira.

"Ya lupain aja si, bukan murni kesalahan lo juga ini. Nggak usah ngasih apa-apa. Sorry gue tadi bad mood makanya ninggalin lo tadi."

"Gapapa lo ambil aja. Yang penting lo dah maafin gue 'kan sekarang."

"Yaudah sih kalo lo keras kepala."

"Oh ya bales chat gue ya. Jujur, gue pen temenan sama lo."

'Kok kayak sakit ya pas dibilang teman.' batin Ira.

"Ok Fat." Ucap Ira akhirnya.

"Makasih. Yaudah gue permisi ya." Laki-laki itu berbalik. Di sisi yang berlawanan, Ana dengan senyum menggodanya ke arah Ira serta Nufa tersenyum penuh arti. Sementara Ira memasang muka datar.

Part 4

Seorang perempuan tengah men-scroll layar Handphone-nya. Jarinya yang lentik menari-nari di atas keyboard. Namun berhenti setelah tahu ada sosok tak asing baru ditambahkan ke dalam grup yang juga sudah diikutinya beberapa minggu lalu.

'Ini kan Fathan!' Batinnya.

Ira pun berniat memulai obrolan dengan Fathan. Awalnya ragu, namun ia menyangkalnya 'Ah cuma nanya doang.' batin Ira.

"Fat kamu mau gabung di grup Greening juga ya?"

Ya, akhirnya menunggu dibalas. Semenit, dua menit, 5 menit, 10 menit.

"Nih orang sengaja balas dendam apa ya karena gue dulu sering kacangin dia." Ucap Ira sebal. Baru saja dia mau guling-guling memukul bantal di kasur.

Tiiit

Bunyi itu menandakan masuk pesan baru, sontak Ira membaca obrolan itu.

'Serius ini Ira chat gue duluan:o'

'Iya Ra, gue pen gabung di grup itu. Wah gue salut sama lo gabung juga. Si Ana malah gue ajak nggak mau.'

'BTW, MBB Ra. Gue tadi habis ke kamar kecil."

Ira tersenyum.

'Walah-walah pantesan dari tadi dah nunggu. Jadi suudzon nggak jelas gue, wkwk jadi malu untung dia nggak tau' batin Ira.

"Ya udah capek gue minta Ana sama Nufa buat gabung grup pecinta lingkungan itu. Tapi belum ada kemauan mungkin mereka ya."

"Oh ya Fat. Gapapa. Bukankah semua orang ada kesibukan masing-masing? Wkwk sok bijak gue." Balas Ira.

'Haha ya walau nunggu mereka sadar nggak semudah membalikkan telapak tangan. Nope, kamu benar kok Ra :)'

"Ok Fat. HP gue lowbat nih. Sampai jumpa besok ya."

'Eh, ok Ra. Selamat malam, moga mimpi indah juga ya lo.'

Ira hanya membaca saja chat itu. Entah kenapa rasanya begitu menggelitik. Ia menguap. Setelah membaca do'a, meraih gulingnya dan tertidur.

Part 5

Ya hari pun berganti, matahari menyinari. Ira sudah selesai menyiram bunga di tamannya. Pagi ini, gadis itu telah siap untuk menghadiri perkumpulan Greening, aksi menanam 100 tunas pohon.

Setelah pamit dengan orangbtuanya, Ira ke taman kota dengan berjalan kaki, karena jaraknya pun tidak terlalu jauh.

Ira mencari-cari sosok yang namun batang hidungnya belum juga muncul.

"Hai Ra!" Panggil Fathan.

Ira menoleh. Fathan pun dengan cepat menghampiri. 

"Nyariin siapa hayo, gue ya!? Lo kok kayak orang kecarian gitu nengok sana-sini."

"Ye, nggak usah kepedean lo."

"Yaudah yuk ke sana." Kata Fathan menunjuk ke tengah aula. 

Ira hanya memangut saja. Kegiatan di mulai dengan pembukaan oleh MC (Master of Ceremony). Lalu mereka, anggota grup itu pun melakukan kegiatan menanam tunas pohon. 

Ada banyak macam tunas pohon, seperti tunas pohon Mangga, Jeruk Bali, Jeruk Mandarin, Rambutan, Belimbing, Durian, Jambu Biji, dan Jambu Air. Selain itu ada juga bunga Sepatu, Tulip, Mawar Merah, Mawar Putih, Melati, bunga Pacar Air. 

Tidak hanya di kalangan pelajar dan mahasiswa, para warga setempat pun ikut antusias dalam kegiatan Greening. Acaranya tidak hanya penanaman 1000 tunas pohon tetapi panitia juga menyediakan stand bazar ada makanan, buku, novel, dan pakaian.

Part 6

Ketika acara Greening selesai, Fathan mengajak Ira ke sebuah tempat yang penuh dengan bunga ada yang putih dan ada yang merah *ups malah nyanyi🤣✌,️ di mana lagi kalau bukan di taman. 

Di taman Fathan tidak melakukan basa-basi seperti pada umumnya, dia langsung to the point saja ke intinya.

"Ra, sebenarnya gue menyukai lo lebih dari seorang teman." Ucap Fathan.

Ira terdiam, shock dan membuat jantungnya bersenam ria.

"Ra, ko lo diam aja sih?" Kata Fathan.

"Hmmm, sama. Tapi gue pengen hubungan kita gini aja. Sebatas teman yang saling menyukai," Jawab Ira yang pipinya memanas seperti kepiting rebus.

Awalnya, Fathan tidak setuju dengan perkataan Ira. Namun, cara Ira menjelaskan membuat laki-laki itu mengerti kalau bisa berteman dengan Fathan saja sudah membuat syukur.

"Ya sudah kalau ini memang kemauan lo dan mungkin lebih baik menjadi sahabat yang saling menyukai kayaknya lebih enak gitu wkwkwk." Fathan sambil tertawa dan diikuti oleh Ira. "Gimana kalau lo gue anterin pulang, udah sore juga." Sambung Fathan.

"Yaudah kalau lo maksa." Ira sambil nyengir kuda.

"Yeee ... Gue nggak maksa, gue hanya menawarkan! Idih pengen banget gue paksa lo buat pulang bareng sama gue," 

"Ya biarin wleee, dasar kang BCA," Kata Ira sambil mengejek Fathan

"BCA apaan tuh?" Tanya Fathan penasaran.

"Bacok Cangkang Aqua🤣." Syakhiera terbahak-bahak.

"Jadi lo ngatain gue kang rongsokan apa?! Awas lo ya," Fathan sambil mengejar Ira memutari taman dan untungnya tidak banyak pengunjung jadi mereka lebih leluasa untuk saling mengejar.

"Hah hah hah aduh udah ah Fat gue capek," Ira ngos-ngosan kecapekan dan bercucuran keringat.

"Iya hah hah, yuk pulang." Kata Fathan

Fathan dan Ira menuju ke tempat parkir menghampiri motor berwarna hitam yang berbeda merek N-MAX. Fathan men-starter motornya dan disuruh nya Ira untuk naik. Brum brum brum "Pegangan Ra, nanti jatuh," Suruh Fathan.

"Iya bawel."

Part 7

Sore berganti malam, Ira sudah sampai di rumahnya dengan diantar oleh Fathan. 

"Makasih ya Fat, nggak mau mampir dulu?" Tanya Ira. 

"Iya sama-sama sayang, eh iya Ra😅, emang boleh?" Tanya balik Fathan.

"Ya boleh dong Fat, pintu rumah gue terbuka buat lu 24 jam wkwk," Kata Ira yang sudah merah pipinya karena Fathan bilang sayang.

"Hehehe iya Ra, lain kali aja gue mampir soalnya udah malam juga, ntar nyokap gue nyariin. Gue pulang dulu ya dah." Pamit Fathan.

"Iya hati-hati di jalan jangan main kebut-kebutan." Ira teriak karena Fathan sudah melajukan motor N-MAX nya.

___

"Ra baru pulang kamu nak?" Kata mama Dewi.

"Iya mah, capek banget ini dan tadi juga banyak warga yang antusias." Ira menjelaskan kejadian tadi.

"Ya udah kamu mandi lalu makan ya, mamah udah masak makanan kesukaan kamu." 

"Siap bu bos," Ira mengangkat tangan kanannya dan ditempelkan ke jidatnya menirukan gaya hormat pas lagi upacara.  

Ira menuju ke kamarnya dan langsung masuk kamar mandi. Di bawah shower yang mengalirkan air yang cukup dingin menjadikan Ira lebih segar dari sebelumnya dan tentunya tidak lupa dengan wangi stoberi kesukaannya. 

"Ugh segarnya~" Monolog Ira. 

Ting ting ting ayay yay bang Joni suka petay ayay yay bang Joni suka petay

Handphone Ira berbunyi menandakan ada video call yang masuk. Dilihatnya layar Handphone ternyata sahabat-sahabat nya Ana dan Nufa.

'Hai Ra, lo udah pulang belom?' Nufa.

'Alhamdulillah gue udah pulang tadi diantar sama si Fathan.' Ira. 

'Hah? Yang benar lo?' Ana dan Nufa barengan.

'Heleh katanya nggak suka sama Fathan tapi kok udah pulang bareng sih,' Goda Nufa.

'Ih apaan sih, oh iya tadi kan gue ke taman tuh sama si Fathan nah dia nembak gue masa.' Cerocos Ira 

'Wah terus? Lo terima nggak?' Ana.

'Ya, sama gue nggak diterima sih soalnya gue tuh pengen sekolah dulu yang tinggi, terus sukses dulu, bahagiain ortu setelah itu baru gue nyari pacar ya itupun kalau ada yang mau hahaha.' 

'Yah nggak dapat traktiran dong :( ish lo mah kenapa nggak diterima coba jadi nggak makan-makan nih.' Ana bersedih.

'Ish lo mah An, perut aja yang dipentingin.' Nufa.

'Ya biarin wleee.'

'Udah-udah ih jangan berantem. Udah dulu ya gue mau tidur capek good night girls.' 

Ira ke kamar mandi melakukan rutinitasnya sebelum tidur yaitu cuci muka dan menggosok giginya karena itu sudah menjadi kebiasaannya sedari kecil. Sudah selesai dengan rutinitasnya Ira mematikan lampu kamarnya karena dia lebih nyaman.

Part 8

Mentari sudah datang, menyambut Ira di pagi hari. Kicauan burung dan kokokan ayam jantan menjadi penghias di pagi yang cerah ini. Seperti biasa Ira melakukan rutinitasnya yaitu dengan membersihkan kamarnya dan menyiram tanaman yang ia rawat seperti anak sendiri.

Lihat kebunku penuh dengan bunga~
Ada yang putih dan ada merah~
Setiap hari kusiram semua~
Mawar melati semuanya indah~

Ira bersenandung ria layaknya anak Taman Kanak-Kanak yang sedang belajar nyanyi dengan gurunya. Sangking senangnya Ira sampai bablas, matahari sudah naik sejajar dengan bayangan tubuhnya. Datanglah sebuah mobil sedan keluaran terbaru yang berwarna merah muda bergambarkan karakter kartu Hello Kitty yang sudah memasuki pekarangan rumahnya. Ternyata eh ternyata yang di dalam mobil itu sahabat nya, siapa lagi kalau bukan Ana dan Nufa. 

"Etdah lo hari gini masih aja nyiram tanaman, noh liat matahari udah naik." Kata Nufa kesal.

"Iya nih, pasti lo lupa dah kita hari ini mau ngapain." Sambung Ana.

"Ya enggak lupa dong, ini gue tinggal ganti baju aja."

"Yaudah sana cepet."

___

Seperti biasa Bioskop kalau weekend padat akan pengunjung dan kebetulan hari ini ada film baru yang di angkat dari sebuah novel karyanya kak Luluk. Makanya hari ini Ira, Ana, dan Nufa pergi nonton film Mariposa. Entah kenapa akhir-akhir ini sikap Nufa menjadi aneh dan agak menjauh.

"Eh guys maaf nih gue nggak bisa ikut kalian soalnya barusan nyokap gue nyuruh pulang, bye, have fun," Una dengan terburu-buru dan meninggalkan kedua sahabatnya.

"Nufa ... Woi, etdah tuh anak kenapa? Nggak kayak biasanya." Ana

"Udah positif thingking aja na, mungkin emang lagi buru-buru. Ayo masuk bentar lagi mau mulai filmnya." 

Hari berganti petang, langit berwarna jingga dengan kicauan burung tak lupa angin sepoi-sepoi yang menambah suasana. Ira dan Ana menghabiskan harinya berdua tanpa Nufa karena dia ada urusan katanya. Sempat terbesit dalam pikiran Ana bahwa Nufa mengkhianati Ira soalnya waktu itu Ana mendengar pembicaraan Nufa dengan Fathan tanpa sepengetahuan orangnya. Tapi, Ana tidak menghiraukannya mungkin itu Fathan yang lain 'kan nama Fathan di dunia ini banyak bukan hanya satu atau dua orang saja. 
 
"Hiks ... Maaf guys gue nggak bermaksud untuk ngehancurin persahabatan kita tapi gue harus ngejar orang yang gue suka dan orang tersebut adalah orang yang waktu itu nembak lo Ra! Lo egois Ra! Kenapa sih lo nggak peka kalau gue itu suka sama Fathan! Tapi, lo malah nikung gue dari belakang! Apa itu yang namanya sahabat?!" Monolog Nufa mengeluarkan amarahnya dan tak lupa air mata yang membasahi pipinya. "Pokoknya gue harus dapetin Fathan bagaimanapun caranya meskipun persahabatan gue hancur yang penting gue bisa dapetin hatinya Fathan! Ya gue harus mendapatkannya!" 

Semenjak hari itu sikap Nufa menjadi berubah, nggak pernah lagi bareng Ira dan Ana, kalaupun disamperin dia langsung pergi begitu saja. Dan itu membuat sahabatnya bingung dengan sikapnya kenapa berubah apakah mereka berdua punya salah? Atau apa? Itulah yang Ana dan Ira pikirkan sekarang ini.

Part 9 (End)

Sudah seminggu mereka tidak saling berkomunikasi dan masih menjadi tanda tanya bagi keduanya. Akhirnya Ira dan Ana memutuskan mengajak Nufa bertemu di taman sekolah untuk menyelesaikan masalah ini, karena mereka tidak mau persahabatan nya hancur.

"Nuda, kok akhir-akhir ini lo berubah sih nggak mau bareng kita, nggak mau main lagi sama kita, kita samperin lo malah ngejauh. Emang kita punya salah apa sama lo? Coba lo ngomong biar kita selesaikan masalah ini baik-baik. Gue nggak mau persahabatan kita hancur karena hal sepele." Kata Ira. 

"Hah?! Hal sepele dari mana, lu udah nikung gue dari belakang! Apa itu yang namanya sahabat?! Harusnya lo ngerti dong kalo gue itu suka sama Fathan! Tapi lo malah nikung gue Ra! Lo tau rasanya kayak gimana? Sakit Ra sakit! Ketika orang yang gue suka tapi orang yang gue suka itu malah lo rebut, itu yang namanya sahabat hah?! Gue benci sama lo Ra gue benciii ..." Amarah dan air mata Nufa bersatu.

"Ya Allah Nufa ... Gue nggak tau kalau lo suka sama Fathan, lagian gue sama Fathan nggak jadian kita hanya sahabatan nggak lebih dari itu." Ira menjelaskan hubungannya dengan Fathan. 

"Sahabat? Sahabat kok pegang-pegangan tangan kayak gitu?! Udahlah mungkin persahabatan kita sampai di sini aja, nggak guna punya sahabat yang suka nikung dari belakang." Hampir meninggalkan mereka berdua tapi ditahan oleh Ana.

"Woi Nufa! Nggak gini caranya, kita bisa selesaikan masalah ini baik-baik. Dan untuk hubungan Ira sama Fathan itu emang cuma sahabatan! Masalah pegangan tangan? Itu hal wajar dalam persahabatan, dan hal itu juga sering kita lakuin, please lo jangan kayak gini gue nggak mau persahabatan kita hancur hanya karena gara-gara cowok!" Ucap Ana.

"Maafin gue Fa, gue nggak bermaksud buat nikung lo benaran dah. Please... gue mohon sama lo jangan kayak gini kita baikan ya. Gue janji bakalan deketin lo sama Fathan asal lo mau jadi sahabat gue lagi," Ira memohon kepada Nufa dengan sesegukkan. 

Nufa langsung memeluk keduanya dan di situ pecah sudah tangisan mereka semua. Nufa merasa bersalah dengan semua sikap dia. Karena ia hampir menghancurkan persahabatannya hanya gara-gara laki-laki. 

"Hiks ... Hiks ... Maafin gue Ra, Na, gue emang bego, gak becus jadi sahabat! Gue egois! Gue jahat! Maafin gue😭 sekarang terserah kalian, gue mau diapain gue ikhlas, kalian mau jauhin gue? Gapapa gue ikhlas mungkin itu balasan buat orang yang kayak gue." Dengan air mata yang deras sederas air hujan yang mengguyur alam semesta. 

"Iya Fa gue udah maafin lo sebelum lo minta maaf, udah ah jangan pada nangis gini nanti cantiknya hilang hehe dan lo Fa, lo gausah ngerasa seakan-akan semua salah lo, ini juga salah gue karena gue nggak peka kalo lo suka sama Fathan." Sambil mengelap sisa air matanya.  

Akhirnya mereka kembali bersatu, susah senang mereka jalani lagi bersama dengan damai tanpa ada pertengkaran. Tidak ada lagi rahasia, tidak ada lagi mencintai orang yang sama, dan tidak ada lagi tangis kesedihan tapi yang ada kini mereka menangisi kebahagiaan.

Selesai

Alhamdulillah, akhirnya cerita selesai. Pasti ada beberapa kejanggalan di dalamnya, yaitu:
Sejak kapan Fathan kenal sama Ira dan berujung suka?; Nggak ada adegan Ana dan Fathan tampak dekat apalagi akrab padahal mereka saudara jauh; Saat pulang dari acara Greening, Ira langsung mandi, setelah selesai ia menerima panggilan video masuk dari sahabat-sahabatnya, kemudian tidur. Ira nggak makan masakan yang sudah disiapkan mamahnya yang menghampiri waktu ia baru sampai rumah tadinya; Sejak kapan Nufa suka sama Fathan? Penulis saja nggak peka, apalagi Ira 😭

Pada intinya, begitulah suatu karya pasti ada yang suka dan tidak. Karya yang sempurna atau tidak, hm tidak ada buatan manusia yang sempurna sebenarnya. Tapi, yang terpenting karya itu sudah selesai dikerjakan dan nggak pernah takut untuk berkarya lagi.

Special thanks to

Allah swt.

All characters
Ira, Ana, Nufa, Fathan, Mamah, Pak Sopir.

Writers
Bunga, Fitri, Nisa.

Written July 22, 2020
Edited March 26, 2023

Senin, 13 Maret 2023

Self Reminder

Bismillah ...

Saya paham betapapun besar usaha kita menjadi orang yang lebih baik, akan selalu saja ada yang tidak menyukainya. Ada yang menunjukkannya terang-terangan, ada pula yang diam-diam tanpa disadari, ada yang kita mengetahuinya dengan nurani. Kita hanya perlu cukup tahu saja, tidak juga akan bereaksi seperti apa. Tapi yang sebenarnya, tidak peduli juga merupakan reaksi 'kan.

Semua hal di dunia ini berlawanan, berpasang-pasangan, bertolak belakang, begitu pula akan selalu ada yang menyukai kita. Siapapun itu, padahal kita tak berkontribusi apapun di hidupnya, bahkan tak tahu kalau dia ada di dunia yang sama, tapi hal itu bisa saja terjadi di antara milyaran populasi di bumi ini. Oh, jika seandainya memang tak ada, karena bukti yang tidak cukup jelas. Setidaknya, sisakanlah satu orang yang menyukaimu yaitu dirimu sendiri. 

Daripada menunggu untuk disukai, lebih baik sudah menyukai diri sendiri 'kan. Apakah itu hal yang miris? Tentu saja tidak. Bukankah hebat. Karena ya itu pasti tak mudah. Mengenal diri sendiri, di samping menerima kelebihan juga kekurangan, mengetahui apa yang disuka, tujuan ke depannya bagaimana. Apa yang harus dilakukan, penting atau tidak pentingnya suatu hal yang dan dampaknya untuk dirimu sendiri juga.

Maka, kita tak akan merasa kecewa lagi karena orang-orang. Bukan karena mereka tidak baik, tapi memang akan selalu beda pemahaman karena tak ada satupun yang sama di dunia ini antara kita dengan yang lainnya. Pertentangan hal yang tak mungkin dipungkiri, tapi bagaimana diri ini lebih menghargai dengan sesama. Sayangi pula makhluk ciptaan-Nya selain manusia melainkan hewan karena seperti hadist nabi "Pada setiap yang memiliki hati yang basah (hewan) maka ada pahala (dalam berbuat baik kepada-Nya." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Terakhir, sandarkanlah harapanmu hanya pada sang Khalik. Hanya Dia yang bisa menolong segala kesusahanmu, yang selalu bersamamu meskipun seluruh dunia meninggalkanmu, yang menjagamu saat lelap datang, yang membuatmu tertawa dan menangis. Berusahalah dalam menggapai ridha-Nya, dengan selalu mengingat Allah, supaya kamu memperoleh kemenangan dalam hidup di dunia dan akhirat.

Bunga

Kota dingin, 13 Maret 2023.

20 Syaban 1444 H.

Jelang Ramadhan, semangat memupuk kebaikan, aamiin🙂