Selasa, 06 Mei 2025

Perihal Kebaikan

Kebaikan bisa datang dari orang yang ga disangka-sangka. Pernahkah kamu ngerasa ditolong orang yang bahkan namanya pun ga kamu tahu? Kali ini, aku mau cerita tentang kebaikan yang kudapat dari mereka yang asing tapi kebaikannya nyangkut di hati.

Waktu itu hari hujan, parahnya aku mengendarai motor dengan tidak memelankan lajunya. Alhasil, tentu saja terjatuh karena jalannya licin. Syukur tidak ada luka yang berat. Tahu-tahu ada mahasiswa almamater kuning yang membantu mendirikan motorku, lalu pergi begitu saja. Posisiku masih terduduk di jalan mungkin karena masih memahami apa yang terjadi dan aku juga tidak sempat bilang ‘Terima kasih’ padahal merasa terbantu olehnya. Memang hal seperti ini harus dihindarkan untuk terjadi lagi, sangat penting mengutamakan keselamatan di jalan. Saat itu aku takut terlambat ke Sekolah karena kena jadwal piket juga padahal tengah hujan.

Pernah, aku menunggu jemputan sepulang Sekolah. Lama menunggu sampai sore dan sepi tidak ada tanda-tanda keberadaan labi-labinya kakek. Sepertinya aku tidak membawa HP saat itu jadi tidak bisa menelpon orang rumah untuk dijemput. Aku juga masih belum berani untuk mengendarai motor. Sekolahku jauh untuk menjangkau kota sampai lebih dari 7 KM jaraknya. Akhirnya yang ditunggu datang, kendaraan langgananku meski seringkali muncul di Sekolahku dulu. Aku melihat labi-labi itu menuju jalur yang berlawanan arah dengan rumahku, karena berpikir tidak ada pilihan lain aku memberhentikannya. Ternyata, aku memang sudah ketinggalan labi-labi itu dari tadi. Aku mengikuti saja labi-labi yang mengantar anak Sekolah dari kota, sampai mereka turun. Aku bilang ke kakek kalau sebenarnya tujuanku ke kota. Kakek itu pun mutar balik mengantarku ke kota. MasyaAllah, sungguh baik beliau mau. Aku hanya memberi ongkos beberapa ribuan karena hanya sisa uang jajan yang kupunya.

Suatu kali, aku pernah juga bawa motor tapi ga mengaitkan tali helmnya. Ya, aku memang ceroboh. Alhasil, helmnya terbang. Hari itu siang yang terik, syukur ga ada pengendara lain di belakangku yang bisa saja helmku mengenai mereka. Ternyata, muncul dua orang yang berboncengan motor, kaka itu mau membantu mengambil helmku yang jatuh. Aku hanya bisa bilang ‘Terima kasih’. Kebetulan waktu itu pun aku lagi buru-buru. Aku jadi menghemat waktu ga perlu turun dari motor buat ambil helm itu. Aku merasa sangat terbantu.

Buat mereka di mana pun berada, semoga terbalas juga dengan lebih banyak kebaikan. Padahal, kami tidak saling mengenal, tetapi kebaikan dan keikhlasan mereka ... tak akan pernah kulupa.

Rabu, 05 Maret 2025

Sedang Melakukan Adegan Dewasa: Ziarah Sendirian

Pagi ini, aku berniat ziarah ke kuburan, sendirian ... setelah pulang dari shift malam. Biasanya ziarah dilakukan sehari sebelum bulan ramadan dan saat hari raya idul fitri. Biasanya juga aku pergi ziarah dengan ibuku, tapi kali ini tidak karena beliau tengah sakit, susah buat jalan. Apalagi jalan ke kuburan-kuburan saudara yang dituju, sudah sangat sempit sekali. Seharusnya kemarin sih aku ke sini, tapi cuacanya kurang mendukung. Lagipula, ntar malamnya aku ada shift jadi pengin beberes untuk itu. Mau ajak adik juga dia lagi haid. Yeah, memang ga ada niat sih.

Akhirnya, kesampaian di hari ini. Saat sampai, suasana tampak sepi. Hanya ada satu-dua orang yang ziarah. Dari kejauhan ada ibu-ibu yang menawarkan air berisi taburan bunga. Aku menerima satu ember kecil darinya, tentu saja tidak cukup. Aku berinisiatif mengambil serupa satunya lagi. Saat aku sudah di kuburan yang dituju, datang beberapa orang buat membantuku membersihkan kuburan. Seorang pria, wanita, dan anak laki-laki. Mereka dengan sigap membersihkan kuburan-kuburan yang berjumlah enam itu. Menyingkirkan dedaunan kering, tumbuhan belukar, bahkan banyak ranting kayu yang menimpa sebuah kuburan. Seorang wanita dengan anak laki-laki itu keluar dari perkarangan kuburan, anak laki-laki itu bahkan bilang ke aku, "Kak, sebentar ya." Aku hanya mengangguk. Seorang pria yang tadi bilang ke aku, "Mereka kemana?" Aku hanya menjawab, "Nggak tahu."

Beberapa saat kemudian, mereka, wanita dan anak laki-laki itu kembali membawa dua ember berisi air bunga. Aku tanya ke wanita itu, "Kak ini berapa?" "10.000. Agak besar kan embernya." Jawabnya. Kuperhatikan memang benar sih. Terus datang dua anak kecil perempuan saat kuburannya sudah bersih tapi dia tetap masih kayak pengin bantu bersihkan juga. Jadi, dia hanya menyingkirkan sisa dedaunan kecil dan kering itu. Aku memberi uang sebagai balas budi karena bantuan mereka. Di sini aku bingung, juga sudah lupa, memberinya saat sebelum atau sesudah aku menyiram air bunganya ke kuburan ya(?) Intinya, setelah aku kasih ke mereka. Seorang pria dan wanita itu mempertanyakan, kenapa dua anak kecil perempuan yang baru datang itu juga kukasih. Aku tahu niat mereka baik, jujur dan adil. Kata mereka, aku kayak kebanyakan kasih ke dua anak kecil perempuan itu. Ah, aku tahu itu. Tapi aku kayak ga enak kalau ga kasih apa-apa ke mereka, kalau mereka pulang dengan tangan kosong. Meski itu bukan kewajibanku buat menyenangkan mereka, meski aku bisa ga memberi apa-apa ke mereka dengan berkata yang baik-baik. Sampai akhirnya aku sadar kalau uangku makin sedikit. Kalau soal uang, aku ga kekurangan, alhamdulillah tapi ga berlebihan juga. Aku sendiri masih perlu menabung untuk mencukupi kebutuhanku. Penghasilanku dari pekerjaan dan masih dikasih uang jajan dari bapak.

Kata mereka ga boleh kayak gitu, aku menyetujuinya. Lalu, aku berdo'a. Tidak banyak, hanya alfatihah dan tiga kul. Sebenarnya mau baca surat yasin, tapi keburu hujan. Wanita tadi juga mengingatkanku soal cuaca yang tiba-tiba tidak bersahabat. Aku membayar air bunga dalam dua ember kecil punya ibu tadi. Tapi katanya satu Rp.10.000 padahal embernya kecil tapi salahku juga sih yang ga nanya dulu harganya.

Dalam perjalanan pulang, aku mikir. Ah, baru ziarah doang sudah habis uang Rp.80.000 hehe. Ya sudah jadi pelajaran saja buatku, mesti berhati-hati lagi saat akan mengeluarkan uang. Seharusnya, sekitar Rp.50.000 saja. Ya sudah, anggap saja sedekah ke mereka. Yang penting, niat baikku buat berziarah sudah terlaksana meski ada yang ga sesuai ekspektasi. Oh ya, sembari menyiram air bunga pada kuburan-kuburan tadi sebanyak tiga kali dalam hati berdo'a juga. 

أَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا المَاءَ بَرْدًا وَسَلَامًا فِي قَبْرِهِهَا وَاسْقِ تَرَاهُ / هَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Artinya: "Ya Allah jadikanlah air ini sebagai pendingin dan keselamatan di dalam kuburnya dan tuangkanlah rahmat di dalam kuburnya dengan rahmatMu wahai Yang Pengasih dari Yang Pengasih."

Dan saat memasuki kuburan tadi juga tak lupa berdo'a. 

Abu Hurairah RA berkata, "Rasulullah jika berjalan melalui pemakaman, beliau mengucapkan,

السَّلامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ كَانَ رَسُولُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّالِحَاتِ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُوْنَ

Artinya: "Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kamu, hai para ahli kubur yang beriman laki-laki dan wanita, yang Islam laki-laki dan wanita, dan yang saleh laki-laki dan wanita. Sesungguhnya kami jika dikehendaki oleh Allah akan menyusul kamu."

Kamis, 13 Februari 2025

23

Today, exactly 23 years ago, I was born. Of course, that is not a short period of time—so much has happened over the years. But somehow, it still feels like just yesterday when I chose the Yellow Ranger, watched Barbie and Dora DVDs, read Iqra, feared the story of a disobedient child cursed into a stingray, bought syrup for Rp 500, played Tenchu 3 on PlayStation, learned to make bags from paracord, edited videos with VideoScribe, and felt homesick while living in a dormitory. Those times have passed and can never return, just like the hands of a clock that never turn backward or a broken mirror that can never be whole again.

Honestly, I am still trying to understand how the world works. People come and go, lessons are learned from mistakes, and memories fade—though some leave lasting marks.

Life is not as simple as when I used to imagine as a child:" It must be nice to be an adult—no one telling you what to do, no restrictions, having your own money, and being able to do anything." But as I grow older and enter this phase, I realize everything is much more complex. We are constantly faced with responsibilities and risks. Sometimes, I wonder why I exist in a world that is so chaotic because of human actions.
However, I believe that divine destiny is always the best, and in that belief, hope grows. When Allah has created the world and the universe along with everything in it, then He will surely take care of it. In my view, life should be allowed to flow as it is, and this temporary existence should serve a purpose. I trust that He loves all His servants unconditionally, without expecting anything in return.

Thank you for reading ♡

Bunga, December 18 2024.

60 (+1 bonus) Alasan Ingin Menjadi ATLM :)

Bismillah, berikut beberapa alasan dari pengalaman saya.

1. Suka bekerja di belakang layar

2. Jurusannya langka, suka yang langka. Biar mudah dapet kerja, pikirku

3. Ingin membahagiakan atau membanggakan orangtua

4. Nggak banyak habiskan waktu, biaya, tenaga, pikiran, yang sulitnya kayak dokter

5. Biayanya nggak semahal dokter

6. Ingin dan suka membantu pasien

7. Karena itu juga merupakan cita-citaku:)

8. Supaya nggak diremehkan orang

9. Ingin menjadi orang yang bermanfaat

10. Ingin bekerja sebagai ibadah

11. Ingin menjadi 'orang'

12. Mencari tanda-tanda kebesaran-Nya dalam ilmunya

13. Suka profesi ATLM

14. Ingin jadi anak merantau seperti orang-orang, rasanya mandiri kayak gimana sih

15. Ingin ke ibukota provinsiku, belum pernah soalnyaT_T jurusannya cuma ada di sana

16. Supaya bisa tinggal di asrama juga, ingin merasakan

17. Belajar yang nggak bisa supaya bisa, aamiin

18. Melihat tanda-tanda ciptaan karena kebesaran-Nya dari sampel-sampel itu

19. Praktiknya di laboratorium, meskipun terkadang kedap matahari, tapi tempatnya adem

20. Nggak langsung selalu menghadapi pasien, soalnya saya kayak parno sendiri melihat kateter, menjahit luka yang dilakukan perawat

21. Memperbaiki kesalahanku yang dulu nggak berani pegang alat

22. Bekerja dengan alat-alat canggih

23. Bereksperimen mengerjakan berbagai pemeriksaan seperti karbohidrat, protein, kalsium, dls di lab kampus

24. Suka saja ketika pekerjaan kita jarang diketahui orang (merasa langka), meski sering dipanggil dokter, perawat, bidan, apoteker, dls

25. Bisa bertemu dosen yang banyak ilmunya dan baik dalam membimbing kami

26. Bisa bertemu orang baik di kampus baik kakak, teman, maupun adik leting

27. Bisa menulis laporan praktikum yang bejibun

28. Bisa mempresentasikan tugas di kampus

29. Bisa melakukan pemeriksaan dan melihat bentuk bakteri, cacing, parasit, jamur, virus, semen, dls

30. PKL di RSUDZA Banda Aceh menjadi pengalaman yang tak terlupakan

31. PKL di RSUPHAM Medan juga memperoleh banyak ilmu

32. Melihat pemeriksaan di lab patologi anatomi menjadi simpati dengan pasien yang mengalami tumor dan kanker

33. Membantu kaka petugas lab melayani pasien, baik di administrasi maupun di labnya langsung

34. Tidak menyangka mengalami pertemuan dengan seorang kaka lab waktu saya prakerin dulu dengan aku PKL, beliau orang yang sama, syukur kami berumur panjang

35. Bisa PKKM di puskesmas, jadi tahu ruangan di sana dan kegiatan petugasnya apa saja

36. Terjun ke masyarakat saat PKKM (Praktik Pembangunan Kesehatan Masyarakat), bertemu anak SD yang lucu dan polos, saya baru tahu ada sekolah sejauh itu (pedalaman) di tengah hiruk pikuk kota Lhokseumawe

37. Melakukan penelitian tugas akhir di puskesmas

38. Bisa KKL di Aceh Tengah, tempat yang indah. Membawa nama kampus Poltekkes

39. Bertemu dengan teman baru saat KKL meski tidak tahu apakah bisa bertemu dengan mereka lagi nanti

40. Bisa mengambil darah pasien dengan menggunakan spuit, vakutainer dan mendapatkan pelajaran berharga

41. Mengikuti kaka lab ke ruangan dan membuatku menyadari banyak orang sakit yang berjuang bertahan hidup

42. Menyadari biaya lab dan RS itu mahal sekali

43. Melihat banyaknya alat canggih dan menganggap hebat orang luar negeri yang menciptakannya, berpikir seharusnya negeri kita juga bisa

44. Melihat banyak orang hebat, khususnya koas, seharusnya menjadi semangat belajar dan terinspirasi dari mereka

45. Mengambil darah pasien bukan untuk menyakiti tapi mengobati

46. Melaporkan nilai kritis hasil lab pasien ke dokter, menjadi ngeri dengan kesulitan yang dialami pasien

47. Menjadi lebih teliti dan cekatan

48. Bekerja sama dengan bidang lain di RS, seperti IGD, farmasi, administrasi, poliknik, rawat inap dls untuk lancarnya pelayanan terhadap pasien

49. Laboratorium sebagai awal dari pelayanan kesehatan, kalau salah hasil lab, dokter salah menentukan diagnosis penyakit, farmasi salah kasih obat, bisa fatal buat penyembuhan pasien

50. Bertemu dengan rekan RS yang mau berbagi ilmu

51. Mendengar cerita pasien tentang pengalamannya saat menginap di RS

52. Mendapat senyum dari rekan RS atau sekedar disapa saja sudah cukup buat menjalani hari di RS

53. Pulang dari shift malam yang panjang melihat kehidupan seluk beluk masyarakat di pagi hari

54. Menjadi lebih sabar dan memahami karena orang tua yang frustasi saat anaknya ga dapat darah dalam sekali tusuk padahal bukan kita mau tapi kondisi pasien yang berbeda

55. Saat berhasil ambil darah anak kecil atau orang dewasa yang venanya sulit itu sesuatu banget deh

56. Mendapatkan ucapan terima kasih dari pasien setelah kita melayani mereka itu rasanya sudah senang

57. Pernah mendapat ucapan semangat dan acupan jempol dari pasien bapak saat saya tidak berhasil mengambil darahnya

58. Pernah mendapat ucapan "Alhamdulillah, dapat ya" dari pasien saat berhasil ambil darah anaknya

59. Mendengar orang tua pasien anaknya menyuruh membaca surah alfatihah sambil diambil darahnya untuk menghilangkan rasa stres. Jadi salut dengan anak salehah

60. Melihat pasien anak yang berjuang dengan hidupnya meski kondisinya kritis, rapi mereka tetap berusaha bertahan

61 (Bonus). Mengetahui meskipun merupakan sisa ekresi yang kita pikir tidak bermanfaat bahwa tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Sampel dari sputum, feses, urine, dls bahkan bisa menegakkan diagnosis penyakit

Sekian, terima kasih <3

Sabtu, 08 Februari 2025

100 Tanda Kamu Sudah Dewasa

1. Baju-bajumu sudah kekecilan

2. Kamu masak-masakan buat benaran dimakan bukan main-main

3. Kamu terpikir belajar make up

4. Keponakan atau adik sepupumu sudah tumbuh besar

5. Kartu gambar sudah kecil di genggamanmu

6. Kamu capek tapi yang penting tugasmu selesai

7. Uang jajanmu bertambah atau ga punya uang jajan sama sekali

8. Kamu ga jajan sembarangan lagi karena berpikir tentang kesehatan

9. Kamu ingin belajar bahasa asing untuk jangka panjang

10. Orangtuamu makin menua

11. Kamu mulai berpikir tentang masa depan

12. Kamu lebih suka berjalan kaki kalau memungkinkan

13. Kamu ga peduli tentang anggapan orang pada dirimu

14. Kamu melakukan apa yang kamu suka dengan sungguh-sungguh

15. Kamu benci gosip

16. Kamu punya banyak hobi

17. Kamu ingin menguasai skill tertentu seperti merajut atau menyulam

18. Terkadang kamu merasa kesepian di malam hari atau di tengah keramaian

19. Kamu berpikir mungkin suatu saat hari ini akan menjadi momen penting

20. Kamu bertanya-tanya apakah selama ini kamu sudah menjadi sebaik-baiknya manfaat

21. Kamu menyesali yang sudah terjadi tapi kamu bersyukur punya hari ini untuk diperbaiki

22. Kamu butuh banyak nasehat

23. Kamu tahu orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya

24. Kamu merasa menangis terkadang tidak menyelesaikan apa-apa

25. Kamu merasa kurang ilmu dan perlu belajar

26. Kamu harus banyak membaca

27. Kamu lebih suka menjadi pengamat

28. Kamu harus membantu orang yang membutuhkan

29. Kamu khawatir tentang orang yang kamu sayangi terluka

30. Kamu ga masalah punya sedikit teman

31. Kamu belajar untuk terus percaya diri

32. Tanpa diduga, terkadang kamu bisa menjadi lebih berani

33. Kamu berpikir ga ada gunanya memaki

34. Kamu harus sering minum air putih

35. Kamu harus makan buah dan sayur

36. Kamu ga putus asa tentang pasangan

37. Kamu berpikir tentang cita

38. Perlahan kamu mendapatkan barang yang kamu mau setelah sabar menunggu

39. Orang tua tidak lagi memarahimu

40. Kamu punya keputusan sendiri

41. Kamu memanggil anak kecil dan senang saat mereka me-noticemu

42. Kamu sangat suka kucing dan terhibur karena tingkahnya

43. Kamu suka basah karena air hujan

44. Suara hujan menenangkanmu

45. Kamu menyukai membaca Al-Qur'an dan terjemahannya

46. Kamu merasa sudah banyak meninggalkan masa lalu

47. Kamu ingin memeluk dirimu di masa lalu dan orang-orang yang kamu cintai

48. Kamu ga menghakimi sembarangan orang

49. Kamu ingin mengetahui apa yang orang-orang pikirkan dan rasakan

50. Kamu ingin punya banyak karya setelah sering jadi penikmat

51. Terkadang kamu lebih banyak diam

52. Terkadang juga kamu harus lebih berbicara

53. Kamu tidak mau menambah jumlah angka pengangguran

54. Kamu menyapa orang yang belum pernah kamu kenal

55. Kamu berbincang kecil dengan orang yang kamu kamu temui

56. Kamu mencoba berempati dengan siapapun itu, baik manusia maupun hewan

57. Kamu mulai menekuni hobimu

58. Kamu bermain permainan yang kamu mainkan dulu tapi momennya sudah beda

59. Kamu lebih memperhatikan tentang penampilan karena itu menguntungkan

60. Buku adalah teman baikmu

61. Kamu berencana ingin liburan tapi tidak ada dana

62. Kamu ingin banyak belajar apapun itu

63. Kamu mencari komunitas kajian untuk akhirat

64. Kamu punya beberapa teman online dan sering larut obrolan dengan mereka

65. Kamu mencoba glow up

66. Kamu pengin pakai behel untuk punya senyum yang indah

67. Kamu bisa beli barang yang waktu kecil nggak bisa dibeli

68. Kamu bisa memberi orang tuamu hadiah dengan uang hasil tabungan dan gajimu

69. Kamu membawa oleh-oleh selepas pulang dari pekerjaan

70. Kamu sering kemana-mana sendirian

71. Kamu menyadari people come, people go

72. Kamu harus banyak melakukan perubahan dan sekeras itu mengusahakannya

73. Teman-temanmu perlahan menghilang karena fokus dengan hidup mereka masing-masing

74. Kamu lebih banyak mendengarkan

75. Terkadang kamu lebih memilih pakai topeng, tidak apa-apa untuk berpura-pura baik-baik saja 

76. Terkadang, kamu suka melamun

77. Kamu baru menyadari gaji di dunia orang dewasa itu jujur aja ga seberapa, tapi kamu bersyukur punya pekerjaan

78. Kamu berpikir mencari sampingan untuk menambah penghasilan

79. Kamu belanja dengan mempertimbangkan kebutuhan daripada keinginan

80. Kamu menyadari, semua orang ada masanya dan semua masa ada orangnya

81. Kamu tidak suka berdebat hal yang tidak perlu

82. Kamu hanya mengiyakan saja dengan kata-kata petinggi yang ga bisa dibantah

83. Kamu berpikir fokus pendidikan, karir atau cinta

84. Kamu merasa sudah tidak punya banyak waktu untuk bermain seperti saat masih sekolah dulu, bahkan kamu tidak bisa membelinya

85. Kamu ingin bertemu dengan orang yang serius untuk berkomitmen

86. Kamu menjadi lebih reflektif

87. Kamu tidak membutuhkan validasi orang lain

88. Kamu suka menganalisis karakter manusia untuk mencoba memahami meskipun kompleks

89. Kamu mempertanyakan segala hal karena kamu menyadari semua ada alasannya

90. Terkadang, kamu jadi overthinking 

91. Terkadang, kamu ingin pergi ke tempat yang asing tanpa dikenali siapa-siapa

92. Kamu mengalami kegagalan tapi menganggapnya sebagai batu loncatan

93. Kamu menyadari, dirimu bukan siapa-siapa

94. Kamu suka menghabiskan waktu dengan orang yang lebih tua, banyak yang bisa dipelajari dari kisah mereka

95. Kamu mendapat masalah dan mengambil pelajarannya 

96. Kamu suka membuat jurnal

97. Kamu suka mengabadikan momen, entah itu dengan kamera atau tulisan karena suatu saat semua akan menjadi kenangan

98. Kamu mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian

99. Kamu menyadari tidak bisa menyenangkan semua orang

100. Kamu berterima kasih untuk dirimu sendiri karena sudah bertahan sejauh ini.

Rabu, 22 Januari 2025

Review Novel Nemesis - Agatha Christie

Bismillah. Di awal tahun 2025 ini, saya pengin review novel klasik yang sudah lama selesai dibaca saat tahun kemarin. Hanya saja realisasikan review-nya sekarang karena waktu itu kurang niat, mager (malas gerak), dan takut ga bisa review novel ini. Meskipun saya sudah sering review novel tapi masih ga pede (percaya diri), guys! Padahal kan usaha dulu ya, nulis saja, hasilnya nanti belakangan. Tahun, kemarin jarang banget sih saya nulis di blog ini, postingan ga nyampe sepuluh. Apa kabar ya, my readers? Hahaha, geer (gede rasa) banget kayak punya saja:v ya sudah, cukup curcolnya.

Novel ini berjudul Nemesis dari penulis Agatha Christie. Penulis dari Britania Raya a.k.a Inggris ini memang legend dengan novel fiksinya yang sering bercerita tentang detektif. Penulis kelahiran 1890 dan meninggal di tahun 1976 (86 tahun semasa hidup) ini bahkan karyanya masih bisa kita nikmati saat ini. Memang penulis itu abadi ya dalam karyanya, terlebih dia tokoh perempuan yang mendunia. Sebenarnya, saya sudah lama mendengar nama penulis ini sekitar delapan atau sembilan tahun yang lalu tapi baru kali ini pengin menyoba membaca karyanya karena tertarik saat baca blurb di belakang sampulnya. “Biarkan keadilan mengalir bagaikan arus yang kekal,” Waktu itu lagi lihat-lihat banyak buku yang ada di rak Gramedia dalam mall kota saya. Mumpung ada duit THR dari bapak auto beli di malam lebaran itu. Saya nggak langsung sering membacanya, sering mengulur karena memang tengah nggak mood baca atau alurnya yang lambat saat di awal terasa bosan menurut saya. Namun, karena sudah terlanjur dibeli jadi mubadzir kan kalau nggak dibaca terus, hehe. Selesaikanlah apa yang sudah dilakukan, terlebih itu buku dan kupikir sebagus apa sih tulisan penulis yang satu ini?

Ternyata memang nggak diragukan lagi, nggak nyesal lah bacanya. Novel yang terbit pada tahun 1971 ini bercerita tentang seorang wanita tua bernama Jane Marple yang biasa dipanggil Miss Marple mendapat surat dari kawannya sebelum meninggal. Surat itu berisi bahwa dia mesti menyelidiki suatu kasus pembunuhan tapi kawannya nggak kasih clue yang diperlukan. Bayangkan saja seorang nenek yang biasanya baca surat kabar saat petang, menderita rematik, merajut, dapat tugas menjadi detektif untuk mengungkapkan siapa yang terlibat dalam pembunuhan dan di mana terjadi kejadiannya, siapa yang menyangka? Tapi, Miss Marple lebih nggak menyangka kalau dia dapat surat itu dari Mr. Rafiel.

Mr. Rafiel digambarkan punya kepribadian yang kuat, sulit, bahkan kadang-kadang kasar sekali tapi orang-orang nggak benci itu karena dia luar biasa kayanya. Seseorang yang mengumpulkan uang banyak sekali sepanjang hidupnya. Sementara, Miss Marple bukan orang yang kejam, kecuali saat berhadapan dengan keadilan. Dia pernah membuat seorang anak ketakutan saat mendapatinya menyiksa kucing. Miss Marple sering berbincang dengan pikirannya, dan mengakrabkan diri dengan orang di sekitar untuk mendapatkan informasi guna penyelidikannya. Dia bertindak dengan banyak bertanya dan bicara, suka mencari tahu serta amat berhati-hati.

Miss Marple bercerita kalau dia bertemu dengan Mr. Rafiel sekali saja di kepulauan Bahama, yang terletak di Karibia. Mereka hanya sempat sekali-sekali bercakap-cakap, meskipun begitu Mr. Rafiel mempercayakan tugas berat itu ke Miss Marple dengan imbalan yang banyak sekali. Dua puluh ribu pound yang jika dirupiahkan pada zaman itu sekitar dua puluh satu juta rupiah dan lima miliar di tahun sekarang. Meski Miss Marple sudah berumur tapi uang kan memang tidak bisa disia-siakan di umur berapapun.

Mulanya sesuai arahan surat dari Mr. Rafiel, Miss Marple mengikuti sebuah tur “The Famous Houses and Gardens of Great Britain”, yang berlangsung selama dua atau tiga minggu. Miss Marple menumpang bus yang berisi enam belas penumpang. Miss Marple menebak mungkin orang-orang yang ada di dalam bus bisa menjadi bagian petunjuk dari tugas yang akan dilakukannya. Miss Marple mencatat pengamatannya. Miss Marple juga menginap di rumah The Old Manor House sepuluh menit dari hotel yang merupakan instruksi Mr. Rafiel.

Yang saya suka, novel ini mempunyai plot twist. Miss Marple memang cerdas dalam memecahkan kasus misteri ini. Novel ini paripurna dan membuat saya tidak sabar menamatkan beberapa part terakhirnya. Novel ini adalah kaya terakhir dari seorang Agatha Christie di akhir riwayat hidupnya. Kata kawanku yang pernah membaca karya penulis ini,  “Agatha suka menulis cerita yang berbelit-belit supaya karakternya kelihatan pintar. Zaman dulu sih cerita detektif itu susah buatnya jadi begitu ada yang buat dan oke ... ya terkenal lah wkwk. Kalau sekarang mah sudah banyak saingan, jadi harus otentik biar laris.” Hm, sudut pandang yang menarik. 

Intinya, menurut saya novel ini sangat recommended untuk dibaca untuk pembaca dengan umur di atas 17 tahun, meskipun bahasanya baku dan terkadang butuh waktu lama untuk mencerna. Novel dengan tema cinta, kepercayaan, dan pengkhianatan ini punya pesan moral yang penting bahwa keadilan bisa ditegakkan dari kasus lama yang telah terkubur. Ending-nya memuaskan.

Beberapa quotes yang kusuka, “Menyedihkan sekali bila seseorang meninggal pada usia muda. Soalnya banyak yang tak dapat mereka nikmati. Tapi mereka juga terlepas dari banyaknya kesulitan.”

“Cinta. Itu adalah salah satu kata yang paling mengerikan di dunia ini.”

“Dalam hidup ini kita tidak akan berhasil kalau tidak berani mengambil risiko, bila memang perlu.”

“Karena kalau cinta kita cukup besar, kita akan bersedia berkorban, meskipun itu akan menghasilkan kekecewaan atau banyak kesedihan.”

“Kejahatan yang kejam itu sama dengan kanker—tumor yang ganas. Itu menyebabkan penderitaan.”

“Orang merasa malu sekali bila harus mengucapkan terima kasih dan memulai hidup baru lagi.”

“Kebulatan tekadlah yang membawa keberhasilan, bukan?”

“Menurut saya, rasa benci bisa hilang. Kita bisa mencoba untuk seolah-olah mempertahankan rasa benci itu, tapi itu akan gagal. Rasa benci tidak mempunyai kekuatan sekuat rasa cinta.”

“Seks tidak dapat menggantikan cinta. Seks mengiringi cinta, tapi hanya seks saja tidak akan berhasil. Cinta sama artinya dengan kata-kata yang diucapkan pada misa pernikahan. Dalam senang dan susah, dalam keadaan kaya dan miskin, serta dalam keadaan sakit dan sehat. Itulah yang harus dihadapi seseorang, bila dia mencintai seseorang dan ingin menikah dengannya.”

Penggambaran lingkungan rumah Jane Marple

Tanaman merambat yang cepat tumbuh, amat berguna sebagai penutup pagar dan bangunan lainnya yang tidak sedap dipandang. Bunga yang menarik menurutku, karena kecil-kecil, putih. Cantik sekali.

Salah satu halaman favorit saya adalah saat Miss Marple berbicara dengan Clotilde, di mana ketegangan antara kedua karakter sangat kuat.

Sekian, Thankyouu^^

Jumat, 10 Mei 2024

Review Novel Yang Telah Lama Pergi - Tere Liye

Bismillah, aku ingin me-review sebuah novel yang berjudul Yang Telah Lama Pergi oleh Tere Liye. Sedikit intermezzo, alasan kenapa aku suka review novel itu supaya ga mudah lupa dengan alur ceritanya. Aku juga pernah dengar istilah “Baca elit, review sulit” sebenarnya sih it’s okay kalau mau baca saja tanpa review, kan itu hak prerogatif ya.

Cerita bermula ketika Al Mas’ud sang pengembara dari Baghdad, pembuat peta yang ditangkap para perompak di kapal. Ia tengah diadili sebelum dihukum karena dikira merupakan mata-mata kerajaan. Ia selamat karena Biksu Tsing yang punya hubungan baik dengan pimpinan bajak laut Selat Malaka, Raja Perompak.

Raja Perompak bernama Remasut dan mempunyai penasihat arif bernama Pembayun. Pada umumnya, Perompak itu mudah membunuh dan menjarah harta benda milik orang lain. Remasut memiliki visi berbeda, dia berhasil menyatukan para perompak. Mereka memang masih memenggal kepala lawannya, tapi mendahulukan proses pengadilan di geladak kapal untuk memberikan kesempatan lawan membela diri. Raja Perompak mengumpulkan kelompok kapal suku ‘Orang Laut’ yaitu suku Lambri dan Visayan. Raja Perompak juga memiliki keempat Hulubalang serta tabib, koki, hakim bahkan pemusik.

Remasut tentu memiliki peristiwa di masa lalu yang menjadi motivasi terbesar di hidupnya dan menjadikan dia seperti sekarang. Peristiwa itu diceritakan oleh Pembayun. Jadilah Mas’ud berada di kapal perompak sekarang, menjadi penasihat muda. Mas’ud juga berlatih pedang dengan samurai, Emishi. Raja Perompak berniat menyerang Kerajaan Sriwijaya dan hal pertama yang ia lakukan justru strategi untuk melumpuhkan armada kerajaannya terlebih dahulu dari utara, timur, barat dan selatan. Remasut juga meruntuhkan benteng Kota Panai yang dekat dengan kerajaan tanpa menyakiti penduduknya dari solusi Mas’ud.

Cerita ini memiliki plot twist, terutama di bagian ending. Gaya narasinya mudah dipahami. Novel ini memiliki banyak kelebihan terutama di bagian strategi bertempur. Kekurangannya, karakter dibuat seakan terlalu sempurna bahkan tidak manusiawi atau bahasa sekarangnya OP (Overpowered). Pesan moral banyak terdapat dalam quotes yang tertera.

"Tubuhmu kurang turun, agar saat maju atau mundur kepalamu tetap stabil. Kakimu terlalu lebar, bahkan kambing bisa berlarian di bawahnya. Setiap pemain pedang yang lihai, dia memiliki kuda-kuda yang kokoh." -Emishi.

"Agar perompak lain menghormatimu. Respek tidak diberikan gratis, Al Baghdadi. Kamu harus mendapatkannya sendiri dengan bertarung. Raja Perompak memberikanmu kesempatan terbaik." -Emishi.

"Perompak mungkin saja tidak pernah punya niat baik, Al Baghdadi. Mereka hanya tahu soal menjarah, merampok. Tapi kadang kala, saat sesuatu yang terlihat kejam, jahat terjadi, boleh jadi ada kebaikan di dalamnya. Hikmah, bukankah begitu bangsa kalian menyebutnya? Ada hikmahnya." -Pembayun.

Aku tahu kenapa Biksu Tsing menyelamatkanmu, Al Baghdadi.... Dia tahu, kamu bukan hanya pembuat peta. Kamu memiliki sesuatu yang dibutuhkan dalam rencana ini. Kamu peduli. Dan kamu berani menunjukkan kepedulian itu. Lihatlah, kamu nekat melawan Raja Perompak. Bahkan Hulubalang terkencing-kencing jika Raja Perompak membentak seperti tadi. Kamu tidak. Kamu memang takut, wajahmu pucat pasi, tapi demi penduduk Kota Panai, kamu menyingkirkan rasa takut itu. Bukankah itu yang terjadi tadi?" Pembayun.

"Untuk mempercepat prosesnya, mereka juga menggunakan strategi menghasut. Itu trik kuno yang licik. Tapi siapa yang akan meributkan moralitas? Semua sah dilakukan saat perang."

Raja Perompak, di antara mitos, legenda, cerita-cerita hebat tentangnya, dia tetap seorang manusia. Dan hari ini, dia kehilangan sepupunya, satu-satunya keluarga yang dia miliki di muka bumi. Dia memang Raja Perompak, memimpin ribuan perompak yang suka menjarah, membunuh, penjahat. Namun di dalam dirinya, dia tetaplah manusia yang punya perasaan. Masih ada kebaikan di sana. Siapa yang lebih mulia dari raja-raja munafik. Seolah-olah mulia, seolah-olah dia peduli pada rakyat, namun kenyataannya dia egois dan jahat."

"Rencana yang matang, persiapan yang matang, adalah kunci memenangkan pertempuran besar."

"Kamu akan membahayakan dirimu sendiri di luar sana, Al Baghdadi. Kamu akan terlempar oleh ombak. Sekali kamu masuk laut, nasibmu tamat. Aku tidak mau kehilangan temanku." -Pembayun.

"Aku tahu hidupmu penuh dengan ujian. Kegagalan. Kehilangan. Rasa sakit. Kecewa. Marah. Datang silih berganti. Tapi ketahuilah, kamu bukan lagi anak kecil yang terapung-apung sendirian di atas gentong kayu. Kamu sekarang adalah pemuda cerdas, berpengetahuan, berani, dan pandai bertarung. Semua masa lalu itu. Semua kehilangan. Rasa sakit. Peluk erat-erat, Remasut. Karena kalau pun kita kehilangan, gagal, tidak mendapatkan apa pun, kita tetap memperoleh sesuatu yang spesial. Menemukan sesuatu yang berharga. Pelajaran. Dan boleh jadi itulah yang penting dan abadi. Atau boleh jadi, itulah yang sedang membentuk karakter, masa depanmu. Kamu sedang disiapkan untuk sesuatu yang besar tadi. Aku percaya, suatu saat, kamu akan menemukan ketenang lan hidup, Remasut. Atau setidaknya, tahu pasti apa yang akan kamu lakukan....." -Tsing.

"Aku melatihmu untuk mampu bertahan atas serangan sesulit apa pun. Dan itu sangat penting. Ingatlah, samurai terbaik di dunia adalah samurai yang bahkan tidak pernah memulai menghunuskan pedang lebih dulu. Dia hanya bertahan. Dia mungkin akhirnya membunuh lawan, tapi dia bertahan. Itulah yang sedang kuajarkan kepadamu, Al Baghdadi. Agar anakmu kelak, masih mengenali ayahnya, seorang pembuat peta. Agar istrimu nanti, masih mengenali suaminya, seorang laki-laki yang tidak berlumuran darah. Berdiri." -Emishi.

"Tenang saja, pengkhianat tidak akan mengkhianati orang yang akan membantunya membalaskan dendam." -Pembayun.

"Aku datang tidak untuk membalaskan dendam, Khan. Aku datang karena inilah takdirku. Dan aku dengan senang hati menjalaninya. Seperti sungai yang mengalir. Mungkin. Aku kalah. Atau aku menang. Tapi apa pun hasilnya, dengan senang hati aku menjalani takdirku. Berusaha melakukan yang terbaik." -Emishi.