Kebaikan bisa datang dari orang yang ga disangka-sangka. Pernahkah kamu ngerasa ditolong orang yang bahkan namanya pun ga kamu tahu? Kali ini, aku mau cerita tentang kebaikan yang kudapat dari mereka yang asing tapi kebaikannya nyangkut di hati.
Waktu itu hari hujan,
parahnya aku mengendarai motor dengan tidak memelankan lajunya. Alhasil, tentu
saja terjatuh karena jalannya licin. Syukur tidak ada luka yang berat.
Tahu-tahu ada mahasiswa almamater kuning yang membantu mendirikan motorku, lalu
pergi begitu saja. Posisiku masih terduduk di jalan mungkin karena masih
memahami apa yang terjadi dan aku juga tidak sempat bilang ‘Terima kasih’ padahal
merasa terbantu olehnya. Memang hal seperti ini harus dihindarkan untuk terjadi
lagi, sangat penting mengutamakan keselamatan di jalan. Saat itu aku takut
terlambat ke Sekolah karena kena jadwal piket juga padahal tengah hujan.
Pernah, aku menunggu
jemputan sepulang Sekolah. Lama menunggu sampai sore dan sepi tidak ada
tanda-tanda keberadaan labi-labinya kakek. Sepertinya aku tidak membawa HP saat
itu jadi tidak bisa menelpon orang rumah untuk dijemput. Aku juga masih belum
berani untuk mengendarai motor. Sekolahku jauh untuk menjangkau kota sampai
lebih dari 7 KM jaraknya. Akhirnya yang ditunggu datang, kendaraan langgananku
meski seringkali muncul di Sekolahku dulu. Aku melihat labi-labi itu menuju
jalur yang berlawanan arah dengan rumahku, karena berpikir tidak ada pilihan
lain aku memberhentikannya. Ternyata, aku memang sudah ketinggalan labi-labi
itu dari tadi. Aku mengikuti saja labi-labi yang mengantar anak Sekolah dari
kota, sampai mereka turun. Aku bilang ke kakek kalau sebenarnya tujuanku ke
kota. Kakek itu pun mutar balik mengantarku ke kota. MasyaAllah, sungguh baik
beliau mau. Aku hanya memberi ongkos beberapa ribuan karena hanya sisa uang
jajan yang kupunya.
Suatu kali, aku pernah juga bawa motor tapi
ga mengaitkan tali helmnya. Ya, aku memang ceroboh. Alhasil, helmnya terbang. Hari
itu siang yang terik, syukur ga ada pengendara lain di belakangku yang bisa
saja helmku mengenai mereka. Ternyata, muncul dua orang yang berboncengan
motor, kaka itu mau membantu mengambil helmku yang jatuh. Aku hanya bisa bilang
‘Terima kasih’. Kebetulan waktu itu pun aku lagi buru-buru. Aku jadi menghemat
waktu ga perlu turun dari motor buat ambil helm itu. Aku merasa sangat terbantu.
Buat mereka di mana pun berada, semoga terbalas juga dengan lebih banyak kebaikan. Padahal, kami tidak saling mengenal, tetapi kebaikan dan keikhlasan mereka ... tak akan pernah kulupa.