Selasa, 08 September 2020

Hari-hari Prakerin di Lab

Hai guys, btw sebelumnya aku udah pernah cerita tentang pengalaman hari pertama prakerin di Lab. Kali ini tentang Hari-hari di Prakerin. Ku mulai ya.

Waktu itu, jujur yang kurasakan sangat senang tapi ga heran juga ada rasa takut. Aku senang bisa punya pengalaman yang kuyakin ga semua orang punya. Aku bisa membantu melakukan pemeriksaan di Lab. Juga ketemu orang-orang baru yang baik hati. Suasana baru yang beda.

Saat untuk pertama kali aku melihat pasien dan keluarganya, kuharapkan kesembuhan mereka pada Tuhan. Ada pasien yang tabah, histeris, juga yang hanya pasrah. Aku senang di ruang VK (verlos camer) saat kulihat bayi-bayi mungil yang tengah di kotak inkubator. Wajah tak berdosa, kulit selembut kapas. Rasanya ga tega saat melihat mereka akan diambil darahnya namun mau bagaimana itu perlu atas form permintaan dari Dokter.

Bayi-bayi itu saat yang satu menangis, semua ikutan. Pernah kuliat seorang bayi yang masih sekecil ini aja udah ganteng. Masya Allah, nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan dik. Saat kulihat bayi-bayi itu aku berpikir, 'Pasti ibumu wanita terbahagia di dunia, melihat kau sehat saja, sudah senang kepayang ia.'

Lalu, aku ke ruang ICU. Tatapan-tatapan itu. Pasien dengan mata terpejamnya, disamping seorang anak yang tak henti-hentinya melatunkan surah Yasin. Dan kami mengunjungi seorang nenek, yang kulitnya sudah tipis, tubuhnya mulai rapuh. Lebih dari setengah abad beliau di dunia ini. Sangat banyak pengalaman dan amalnya. Dan sekarang tengah berjuang untuk bertahan hidup.

Di sana juga ada seorang ibu yang barangkali meminta izin untuk bisa masuk ke ruang pasien. Menjaja kue dan makanan kepada keluarga pasien dan petugas medis. Ia melakukan itu semata-mata karena keluarganya, demi mengais rezeki.

Lalu, aku ketemu kakak-kakak baik yang mau mengajari kami. Memang ada yang tegas, ada juga yang lembut. Beliau-beliau mengajarkan kami sampe paham.

Dan saat menjelang malam, pernah terdengar rumor kursi roda berjalan yang cukup membuat bergidik. Dan di malam yang lain, ada perawat yang tengah berulangtahun menawarkanku traktiran makanannya. Lalu di malam itu juga aku menonton mv Billie, padahal sebelumnya ga pernah tertarik dengan YT, karna boros kuota:v

Saat ketemu kakak yang entah kenapa beliau mengertiku, apa aku mudah ditebak? Tapi beliau sangat mendukungku, mau mencarikan solusinya. Juga membantu mencarikan materi untuk laporan kami. Entah segimana baiknya.

Lantas, bagaimana aku bisa lupa semua itu? Itu sangat penting untukku. Aku udah pernah berada di dunia itu. Tidak bisakah berjuang lebih keras lagi? 

Oh iya, aku lupa menceritakan hal yang pernah berkesan. Kebetulan waktu itu di awal April. Aku sedang kalut saat itu. Mungkin karena sifatku yang baper. Kebetulan hari hujan, saat itu deras banget dari pagi sampai menjelang sore. Bisa dibayangkan betapa basahnya kota kecil yang kami tempati ini. Tapi ada seseorang iseng, kalau kamu bilang itu kebetulan kurasa itu takdir. Dia orang yang jarang kupikirkan. Tapi melakukan suatu hal yang berarti untukku.

Mungkin kamu udah lupa, tapi aku selalu ingat itu. Makasih ya udah mengirim pesan begitu. Aku begitu terhibur. Lucu tau. Dan semuanya memang udah berakhir karna kita yang ghosting. Mungkin karna udah bosan, sibuk atau lelah. Kamu juga menemukan seseorang baru yang lebih dariku. Aku tau itu. Tapi makasih ya selalu untukmu.

Sekarang aku ngerti, bahwa dengan kita mengirim pesan saja sudah mengubah hidup seseorang, kita tidak tau dibalik hal yang mungkin menurut kita sia-sia, tapi di luar sana, ada yang ngerasa beruntung mendapat pesan dari kita dan menjadi lebih baik karnanya.

Juga, aku pernah beli Somay Pakde yang selalu antri pembeli. Perasaan saat pertama kalinya bertemu 2 teman dekatku yang berbeda tempat prakerin. Lalu, saat beli Bakso Pak Is dan Ayam penyet yang murah meriah dekat dengan RS. Itu sangat menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar