Rabu, 18 Oktober 2023

Review Novel Tentang Kamu - Tere Liye

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hai guys, kali ini aku akan mereview lagi novel Tere Liye dan sekarang judulnya Tentang Kamu. Ini novel kedua yang kusukai setelah Hujan. Aku suka novel ini karena genrenya seperti biografi, menceritakan riwayat hidup seseorang dari ia lahir sampai tiada. Sekali lagi, novel Tere Liye yang ini bukan tentang cinta-cintaan belaka, itu hanya bumbu saja. Lebih dari itu novel ini ada tentang keluarga, persahabatan, kehidupan, perjuangan, pengorbanan, dll khas cerita Tere Liye lainnya.

Ini adalah kisah hidupnya Sri Ningsih yang begitu menginspirasi. Beliau mempunyai warisan 19 triliun hasil inovasi, kerja keras dan kebaikannya. Bagaimana bisa? Ayo baca novel ini:D di dalam cerita ini juga terdapat tokoh karisma bernama Zaman Zulkarnaen, berprofesi sebagai pengacara  yang amanah. Zaman pernah ditanyai pertanyaan, 'Jika berkata jujur akan membuat empat orang jahat terbunuh mengenaskan, sedangkan berbohong akan membuatnya selamat, maka pilihan apa yang akan Anda ambil?'


Zaman punya empat belas piala taekwondo dan pernah mengatakan, "Selain bagiku, janji adalah janji, setiap janji sesederhana apapun itu, memiliki kehormatan."


Sri Ningsih pernah menulis diary yang terdiri dari 5 juz. Berikut kutipan yang kusukai.


Juz pertama. Tentang kesabaran. 1946-1960.


"Kekerasan yang mereka peroleh justru dari orang yang seharusnya menyayangi dan melindungi."


"Ada cara terbaik sebaliknya untuk menerima takdir kejam itu dengan memeluknya."


Juz kedua. Tentang persahabatan. 1961-1966.


"Aku ingin sekali punya hati seperti miliknya. Tidak pernah membenci walau sedebu. Tidak pernah berprasangka buruk walau setetes."


"Kamu tidak perlu menjelaskan lebih detail tentang harta warisan miliknya. Tapi aku tahu, aku bisa menebaknya, harta itu bernilai triliunan rupiah. Kerena itulah harga dari hati seorang Sri Ningsih."


"Menilik prinsip hidupnya, kekayaan sebesar itu tidak akan datang gratis, tapi didapat dengan kerja keras."


Juz ketiga. Tentang keteguhan hati. 1967-1979.


"Jika itu harus disebut keberuntungan, maka itulah keberuntungan kerja keras, pantang menyerah."


"Bahkan sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya."


"Saham adalah instrumen keuangan yang dapat tumbuh lebih cepat dri investasi emas, tanah dan sebagainya. Nilainya terus bergerak setiap kali sebuah perusahaan melakukan ekspansi."


"Kadang kala sesuatu yang kecil bisa menjadi petunjuk akurat."


Juz keempat. Tentang cinta. 1980-1999.


"Setiap kali kita menunda melakukannya, semakin sedikit waktu yang kita punya."


"Tidak ada lagi waktu untuk mengenang masa lalu. Saatnya terus bergerak maju."


"Pool ini bukan panti sosial, hanya bisa menampung pendatang dengan skill."


"Saat kita telah berhasil melupakan sesuatu, bukan berarti itu benar-benar telah lupa begitu saja, boleh jadi masih ada yang mengingatnya."


"Semakin kamu bilang bukan siapa-siapa, itu justru berarti memang siapa-siapa."


"Daripada kita sibuk bertanya kapan seorang gadis menikah, hanya membuatnya sedih, lebih baik bantu dia agar segera mendapatkan jodohnya. Itu lebih bermanfaat."


"Bagi spesies tertentu laki-laki dan lazimnya itu spesies terbaiknya, kriteria kecantikan hati jauh lebih penting dibanding tampilan fisik."


"Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya."


"Apapun akhir dari kisah ini, seharusnya dia bersyukur, karena telah diberikan kesempatan untuk merasakan sesuatu yang sejak dulu tidak diketahuinya: jatuh cinta."


"Tidak baik anak gadis berlama-lama punya hubungan yang tidak jelas."


"Ah, jatuh cinta kadang membuat orang bisa melakukan hal bodoh."


"Bagi para pendatang, kadang kala ada banyak masa lalu yang tidak ingin ditengok kembali."


"Dalam kehidupan, masa sekarang dan masa depan jauh lebih penting, karena masa lalu, sehebat apapun itu telah tertinggal di belakang."


"Tapi aku tidak akan menyalahkan diri sendiri, karena itu tidak akan mengubah situasi."


"Maka, semoga besok, beban di hati terangkat sedikit. Tidak usah banyak, sedikit saja tidak apa. Besok, besoknya lagi, biarkan waktu menyiram semua kesedihan hingga hilang tak berbekas."


"Seluruh prosesi pernikahan itu, mau dengan tradisi apapun, sama sakral dan indahnya. Mempelai wanitanya terlihat cantik, mempelai prianya tampak tampan."


"Sungguh terima kasih untuk kesempatan mengenalmu. Itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cinta-lah yang akan mempertemukan kita."


"Karena pada akhirnya, semua hal memang akan selesai, memiliki ujung kisah. Maka saat itu berakhir, aku tidak akan menangis sedih, aku akan tersenyum bahagia karena semua hal itu pernah terjadi."


"Mencintaimu telah memberikanku keberanian dan dicintai olehmu begitu dalam telah memberikanku kekuatan. Terima kasih."


"Lanjutkan kisah hidupmu, kamu akan memiliki petualangan hidup berikutnya yang lebih panjang. Penuhi mimpi-mimpi lamamu, melihat dunia."


"Aku tidak pernah melihat ibu kandungku. Tapi aku menemukan ibu terbaik di kota ini, ibu yang tiada duanya."


"Tidak ada yang tahu sesungguhnya suasana hati seseorang hanya dengan melihat wajahnya. Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang telah dilewati oleh seseorang."


"Selain apa-apa yang kita belanjakan untuk kebaikan. Sisanya, akan ditinggalkan, bahkan diperebutkan."


"Kita tidak perlu menilai posisi moralitas firma hukum lain, biarkan itu menjadi urusan mereka sendiri. Kita fokus saja melaksanakan amanat sebaik mungkin."


Juz kelima. Tentang memeluk semua rasa sakit. 2000 - ...


"Album-album ini membekukan waktu yang pernah kami lewati. Tidak semua foto bisa disimpan, aku memilih yang terbaik, yang mewakili masa-masa itu."


"Dia tidak memiliki pendidikan formal tinggi, tapi semangat belajarnya luar biasa. Diam-diam, dia menyerap begitu banyak pengetahuan lewat memerhatikan orang lain. Dan memiliki ketertarikan atas berbagai disiplin ilmu."


"Malam hari, saat penghuni panti menghabiskan waktu dengan mengobrol atau menonton televisi, Sri terbenam membaca buku-buku."


"Lantas memutar balik seluruh fakta, menuduh orang lain adalah penjahatnya, menyuruh orang lain belajar sejarah-khas sekali seperti jutaan pengkhianat lainnya."


"Pengawal-pengawal ini naif sekali, tidakkah mereka berhitung dengan kekuatan sendiri?"


"Sangat menyakitkan memang, menuduh orang lain pengkhianat, padahal sejatinya diri sendiri yang mengkhianati orang lain. Merasa paling benar, tapi kenyataannya tidak."



Berikut latar tempat di novel ini, berasa keliling dunia hh.


Belgrave Square, London, UK
    Belgrave Square, London, UK          Victoria Station, London


 
    Quay d'Orsay, Paris, Perancis            Maison de Retraite

 
    Grande Mosquee de Paris                  Seine River, Paris

 
    Pulau Bungin, Sumbawa                    Bandara Adi Soemarmo, Surakarta

 
    Pasar Beringharjo, Yogyakarta          Monas, Jakarta

 
    Pasar Senen, Jakarta                          Tower Bridge, London

  
     India Square, London                        Big Ben, London


    Chealsea Flower, London     Bus London


    Cappadocia, Turki                            Fatih Sultan Mehmet Bridge, Turki

    Champs-Elysees, Paris, France        Golden Gate Bride, San Francisco, California, US

Sumber gambar: Wikipedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar