Selasa, 28 Juli 2020

Dimanapun Kamu Berada, Bahagia Terus ya Kucingku

Hai, kamu gimana ya kabarnya sekarang? Semoga Allah menjagamu ya, mencurahkan rezeki-Nya untukmu. Semoga makananmu cukup dan lekas sehat. Dan yang terpenting, kamu bahagia dengan kehidupan barumu yang sekarang.

Saat aku menulis ini, aku tidak dapat tidur. Mataku berkaca-kaca, mungkin karna aku merindukanmu. Percayalah, aku selalu memikirkanmu. Walau bagi mereka kau tak ada apa-apa, tapi kau selalu berarti buatku.

Aku ingat saat itu, di akhir tahun 2018. Aku di rumah baruku yang sudah ada kamu. Ada kucing dewasa disitu, tapi aku ga tau itu ibumu atau bukan. Kamu sangat kecil waktu itu. Tampaknya kamu lapar, tapi takut-takut buat mendekat untuk memperoleh makanan. Entah apa yang kuberikan saat itu, sepertinya bukan ikan, tapi kamu dengan lahap makananmu itu.

Lalu semenjak itu, kamu balik lagi kemari, rumahku, dari jalan-jalan kecilmu. Ya, kamu teringat karna aku pernah memberimu makan, maka akupun dengan senang hati melakukannya. Padahal yang kuberi bukan apa-apa hanya kerupuk, tempe atau potongan ikan kecil, tapi kamu makan dengan lahap.

Semenjak itu kemanapun kami pergi, kamu selalu mengikuti. Terkadang aku kasihan melihatmu begitu, pasti capek kan? Tapi aku bangga kamu yang sekarang udah ga takut-takut lagi.

Saat ibu dan saudara-saudaraku yang lain ke luar pulau, jujur aku kesepian saat itu. Ya walaupun aku punya TV dan HP di rumah tapi rasanya ga bisa menepis rasa sepi. Tapi aku bersyukur ada kamu. Kamu memang moodbooster banget deh. Tak lupa, aku sempat membelikanmu makanan kucing. Aku senang melihatmu menikmatinya.

Dan berlalu tahun sejak itu, kamu sudah beranjak remaja. Yang tidak berubah hanyalah kamu selalu mengikuti kemanapun kami pergi. Sampe tetangga lain nanya, 'Itu kucingnya ya, Bu? Ngikutin terus.' ibu juga bilang kalo kamu juga suka menemani beliau jalan sore.

Teringat fotomu pernah kujadikan topik untuk lawan chat. Hingga aku tau kalo lawan chat ku itu juga punya kucing. Lalu pernah dikirimkan foto kucingnya yang mirip denganmu, bedanya kucing ia subur.

Aku ga tau kenapa kamu ga subur. Ato aku kurang memberimu makan? Tapi memang karna aku ga pernah membiasakanmu makan nasi sedari kecil, karna kupikir kamu karnivora masa jadinya makananmu dicampur? Ato karna perbuatanku itu kamu jadi terbiasa dan berujung ga subur? :')

Haha, kamu takut banget dengan air, saat pernah kumandikan dengan adikku. Kamu lari terbirit-birit. Padahal airnya ga terlalu dingin karna dah dipanaskan dan mandinya cuma sebentar tapi kamu tetap aja kekeuh.

Juga sebenarnya banyak yang sayang sama kamu, saat kamu kecil, kata ibu, kamu suka digendong oleh tukang bangunan dan sering diberi makan dulu. Lalu sekarang, tetangga di sini yang biasa memberimu sisa makanan juga.

Kamu pintar lho, saat ingin pipis dan BAB kamu sudah mengorek tanah dan menguburnya. Ya, di situ ada pohon anggur dan mungkin bisa jadi pupuk?

Sampe saat itu, kamu muntah terus. Ga biasanya, entah kamu salah makan ato sakit apa. Kamu melakukannya beberapa kali di teras rumah. Dan itu tentu saja membuat ayah marah. Walo aku juga membersihkan muntahan itu.

Hingga kala itu, malam hari. Kamu tiba-tiba muntah di dalam rumah, tepatnya ruang tamu. Dan ayah yang pertama mengetahuinya pun langsung berencana untuk membuangmu. Rencana itu sudah ada sejak dulu, tapi baru direalisasi sekarang.

Malam itu, terakhir aku melihatmu. Kamu dibawa pergi ayah dan saudaraku. Semua terjadi secara cepat dan tiba-tiba. Akupun hanya bisa terdiam.

Lalu, sepulang ayah dan saudaraku. Kata adikku, kamu ditaro di jalan dekat warkop, kamu juga terdiam tak mengeong seolah tau kalo dirimu dibuang. 

Sekarang aku cuma bisa merindukanmu. Tidak ada lagi yang mengikuti kemanapun kami pergi, tidak ada lagi nama yang kupanggil dengan riang dan tidak ada lagi tingkahmu yang lucu. 

Apa mungkin teman-temanmu di sini heran, karna kamu ga ada? Karna kamu berasal dari sini tiba-tiba dipindahkan tempat. Tempat yang kau rasa asing. Semoga kau cepat menyesuaikan diri. Semoga ada yang menyayangimu lebih dari apapun. Namamu, nama yang paling ingin kuberikan sedari dulu jika aku punya kucing. Dan akhirnya kesampaian, meski ga lama.

Terakhir, aku selalu mengingatmu, semoga kamu baik-baik aja di sana, Nyong-nyong. Kuharap dapat melihatmu lagi, meski aku ga yakin masih diberi kesempatan itu.

4 komentar:

  1. Turut berduka ya Usii. Semoga kucing kamu mendapat tempat yang lebih baik. Doa kamu akan di kabulkan Tuhan. Amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedih banget😭 aamiin ya Allah, makasih ya Awan🤗

      Hapus
  2. Aku dulu juga punya kucing, warna oren juga. Dia tuh galak suka gigit gitu, tapi dia menghilang 2 hari gak pulang, aku cariin dimana-mana gak ketemu. Saat ketemu dia sudah gak bernyawa :(.

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Anan, Kucing oren memang terkenal bar-barnya ya, mungkin dengar cara digigit tanda sayang dia ke kamu:') dia tau kalo udah mau ga ada,ga pulang ga mau bikin kamu sedih berarti:') turut berduka 'tuk kucingnya, berarti kamu masih dikasi kesempatan buat lihat dia terakhir kali:') btw, makasih sebelumnya udah mau berbagi cerita💛

      Hapus