Kamis, 27 Agustus 2020

Pesan Dari Masa Kecil

Saat waktu kecil dulu, rasanya dunia begitu indah ya.

Tiba-tiba suara itu terlintas jelas di telingaku. Lalu aku berpikir apa yang terjadi saat aku kecil dulu, mendadak momen-momen itu berkeliaran membayangiku.

Saat itu, aku bersama saudara-saudaraku dengan mudahnya menangkap kepiting kecil di laut belakang SD. Lalu memakan buah kersen yang kami sebut ceri. Kami juga menggantung tali dan membuatnya seperti lomba kerupuk. Terkadang bukan kerupuk melainkan diganti dengan wafer keju.

Kami juga pernah main sembunyi pong juga yang biasa disebut dengan petak umpet. Biasanya main di rumahku. Sembunyi di mana saja deh, terutama yg sering diicar kolong meja. Lalu, ada saudaraku yang menjadi monster mencari kami sembari memakai kardus, ntah dimana ngerinya.

Aku juga pernah main masak-masakan di saat daun mangga kami jadikan martabak telur. Lalu juga main ular naga. Dan main bongkar pasang atau barbie kertas. Meski kepalanya sering copot bisa dipake selotip, sayang kan kalau dibuang.

Lalu, aku pernah main sepedaan bersama saudara yang juga tetanggaku. Kami melakukannya saat sore hari keliling jalan. Saat itu rasanya damai sekali, entah kenapa mungkin karna belum banyak kendaraan yang melintas seperti sekarang. Kami juga naik sepeda di aula SD yang lapangan di tengahnya bergambar kepiting.

Pernah aku bertukar sepeda yang berwarna ungu milik saudaraku. Saat kunaiki, ntah apa yang terjadi sampai rodanya ga bisa digerakin lagi. Tapi masalah terselesaikan dengan cepat setelah datang bapakku. Ternyata, masalahnya hanya putus rantai saja. Tapi, jujur aku takut banget saat itu sampai aku tidak berani lagi memakai barang dia.

Kami juga pernah main bulu tangkis, meski ga jago-jago banget, tapi aku suka. Karna ini yang pertama kucoba dan bisa.

Saat pulang dari SD pun aku pernah bersama teman tidak langsung ke Rumah. Sepertinya itu tidak masalah sih, karena jarak SD dan rumah kami lumanyan dekat, hanya jalan kaki saja. Biasanya, kami bermain keong di teras Kedai tempat langganan kami. Di sana bukan makanan atau jajanan yang kami beli akan tetapi mainan. Apa saja deh, dari buku cerita mini, amplop THR berhadiah, dsb.

Terkadang di saat sudah besar di mana masalah juga bertambah, kita ingin kembali ke masa kecil yang katanya indah. Tapi sebenarnya, walaupun kita balik lagi ke masa itu, tetap aja nggak selalu indah, tetap ada masalahnya sendiri, yang hanya anak kecil mengerti.

Saat kecil ada juga hal-hal yang ga bisa kulakukan semua. Terutama, aku tidak pintar menari. Kau tau? Saat masa kecil kami dulu, anak-anak perempuan harus bisa menari, setidaknya itu pikiranku dulu. Menari itu bisa ditampilkan saat acara pernikahan. Dan kebanyakan teman-teman dan orang yang kukenali semua ikut menari, hanya aku yang tidak. Apalagi setelah aku pernah ditunjuk latihan lalu diganti karena salah gerakan. Rasanya beraduk saat itu.

Aku juga tidak pintar pelajaran Matematika mengenai Pecahan, mungkin sudah takdir kali ya. Saat itu seisi kelas mendapat nilai bagus, hanya aku yang tidak. Berakhir kena cubitan di pinggang di depan kelas. Sakit sih tapi lebih banyak malunya. Karena aku anak Guru di SD itu dan aku bukan tipe anak yang suka mencari masalah.

Tapi, dari kejadian itu aku rajin banget bertamu ke rumah-rumah saudara hanya untuk menanyakan bagaimana cara memecahkan soal MTK.

Aku pernah saat sendiri di rumah menyaksikan berita kriminal yang kebanyakan pelakunya seorang laki-laki. Hingga membuatku tidak bisa akrab dengan sejenis mereka.

Saat kecil aku pernah membayangkan, "Enak ya, jadi orang dewasa, bisa melakukan semua sesukanya."

Nyatanya, aku salah. Sekarang aku menyadari. Semakin bertambah usia, kurasa masalah juga bertumbuh. Penuh pilihan, dengan resiko yang kita sendiri menanggungnya. Aku merasa akan ada hari-hari berat setelah pilihan yang kuambil dan membuatku ingin lari darinya. Tapi aku ingat, kata temanku, "Masalah itu bukan untuk kita lari darinya, tapi diselesaikan."

Dan sekarang disinilah aku. Mengenang masa lalu dengan mereka yang kehadirannya tidak ada di masa sekarang. Mereka yang dulu sangat berarti mengisi hari-hariku sekarang tengah menjalani kesibukannya masing-masing. Ya, kami menjadi orang asing. Tapi aku sama sekali nggak menyesali itu. Justru, aku bersyukur kalian pernah berbagi peran dalam kisahku.

Aku tidak ingin kembali ke masa kecil, seindah apapun itu. Bukan ingin melupakan atau memang karena nggak bakal mungkin. Tapi karena aku sudah hidup di masa sekarang, itu hal berharga yang jauh kumiliki. Karena saat sekarang, aku bisa mengenang masa itu dan meraih masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar