Senin, 18 September 2023

Review Novel Hujan - Tere Liye

Bismillah … Ini kali pertama aku mencoba untuk mereview novel. Ini pula novel dari penulis Tere Liye yang pernah aku baca untuk pertama kalinya dan berjudul, Hujan. Sebelum itu mohon maaf jika secara tidak sengaja terdapat spoiler meskipun ga ada niat untuk menuliskannya. Ya, hanya dengan kata 'Hujan' saja Tere Liye bisa membuat alur cerita sedemikian rupa itu memang hal yang patut diapresiasi. Hujan merupakan fenomena alam yaitu awan menumpahkan sebagian besar air yang ada di dalamnya. Hujan sangat bermanfaat bagi seluruh kehidupan makhluk, apalagi bagi manusia yang punya makna tersendiri dalam hidupnya akan hal hujan. Apakah kamu juga menyukai hujan?

Bagi Lail, setiap momen dalam hidupnya selalu berkenaan dengan hujan, apapun itu dalam segala suka dan duka. Dari pertemuan terakhir bersama ibunya yang tak pernah disangka, pertemuan pertama dengan Esok, kehilangan ayahnya, menonton evakuasi, sampai anak perempuan itu punya keinginan untuk menghapus ingatan menyangkut tentang hujan.

Esok, belakangan diketahui nama lengkapnya Soke Bahtera, anak laki-laki yang berusia dua tahun lebih tua dari Lail. Seseorang yang berperangai baik, suka menolong, peduli, dia lah yang menyelamatkan Lail dari bencana alam dahsyat yang menimpa kota mereka. Dia juga orang yang jenius, pekerja keras dan sangat menyayangi ibunya.

Alur novel ini adalah maju mundur dengan setting di tahun 2050. Di mana saat itu populasi makhluk bumi sudah mencapai sepuluh miliar dan teknologinya paling mutakhir. Menurutku, novel dengan ending yang plot twist ini tidak membahas cinta-cintaan biasa tapi punya arti yang lebih dalam daripada itu. Aku suka dengan persahabatan mulanya Lail dan Esok menguatkan mereka di tengah berbagai ujian yang dialami mereka. Persahabatan Lail dengan Maryam juga patut diacungkan jempol. Di mana ada rasa saling menghargai, serta selalu setia dan bersama dalam situasi apapun.

Aku suka semangat Lail dengan dukungan sahabatnya Maryam daripada galau memikirkan cinta perlahan tumbuh yang tidak pasti, ia mengalihkan perasaan itu menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat seperti menjadi relawan dan fokus dengan pendidikan untuk menempuh profesi perawat. Begitu pula dengan Esok yang punya proyek besar dibalik konsentrasi kuliahnya di ibukota tapi dia juga tidak melupakan orang-orang yang berharga buatnya.

Nggak ada tokoh antagonis di novel ini, bahkan walikota juga sudah mengemban tugas dengan baik untuk keluarga dan warganya. Peran ibu Esok dan ibu panti juga menambah menariknya jalan cerita. Intinya aku sangat merekomendasikan novel ini, terlebih ada bumbu sci-fi atau science fiction (fiksi ilmiah) bisa menambah sedikit pengetahuan. Meski aku butuh waktu lama memahaminya saat kata-kata itu terdapat dalam breaking news atau yang keluar dari Esok.

Quotes yang kusuka:

“Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu”

“Hidup ini juga memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk menyadari: kapan kita akan berhenti menunggu.”

“Orang kuat itu bukan karena dia memang kuat, melainkan karena dia bisa lapang melepaskan …”

“Lebih baik mendengar kebenaran meski itu amat menyakitkan daripada kebohongan meski itu amat menyenangkan”

Dan yang terakhir, “Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan.”

Tapi, ada satu hal yang mengganjal di pikiranku tentang kutipan di novel ini. “Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri. Kamu pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi, kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karena kamu tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta.”

Ah mungkin memang benar, aku tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta …

Tapi setelah aku bertanya kepada seseorang bijaksana dan pemberani, "Entah, menurutku tiap cerita punya bagian terbaiknya masing-masing. Entah itu tentang memiliki atau juga sebaliknya" jawabannya. "Bagian terbaiknya adalah hal-hal yang tidak pernah disesali. Apapun akhir cerita itu. Senang, sedih, bersama atau berpisah. Seseorang akan menerima itu tanpa bertanya kenapa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar