Eksistensi Diary Tempat Curhat Anak Zaman Dulu di Masa Sekarang

Buat kamu yang kelahiran tahun 2000-an kebelakang, pasti pernah dengar bahkan nulis kutipan 'Dear Diary~' di buku harianmu dulu. Ya, Diary atau bisa disebut buku rahasia ini berisi curahan hati aka curhat dan hal yang tidak boleh diketahui orang lain pastinya. Hanya saya dan Tuhan yang tau.

Ukuran bukunya juga beragam, dihiasi kartun pilihan dan ada juga yang sudah dilengkapi gembok. Kalo mau menarik bisa pake pulpen tinta warna-warni dan stiker.

Saat dulu sewaktu SD, saya pernah punya buku Diary itu. Isinya ya tentu saja tentang curhatan kayak bocah yang ditinggal ortunya, padahal cuma ke kampung sebelah. Dan pas SMP, naik sedikit levelnya udah tentang peristiwa sama teman sekelas, kegiatan di sekolah atau saat jalan-jalan sore sama sahabat. Ada juga tentang laki-laki yang tau apa memangnya anak SMP, hah🤣

Tapi ya gitu, ada juga anak SMP yang pacaran, padahal saya ga tau pasti apa bener mereka tu saling cinta? Hal itu membuat saya menimang-nimang, laki-laki saya mana ya? Jadilah, isi buku Diary terkadang penuh dengan menyangkut perasaan dengan lawan jenis.

Namun, sekarang hal kayak gitu nggak sedikit kulihat di internet. Saat status mereka berseliweran di FB, 'aku ga bisa hidup tanpa kamu.' dll *you know lah, saya yang nulis aja geli, rasanya sulit dipercaya, 'ah ga mungkin, bisa aja disalahgunakan.' tapi setelah tau sendiri dari adik saudara yang lulus SD nulis serupa itu di status WA nya, baru 'ngeh' kalo itu memang ada.

Ya sama sih, dengan anak zaman kita, cuma beda medianya aja. Kalo dulu, cenderung sembunyi-sembunyi berbekal buku dan pulpen, sekarang ngetik di medsos yang terbuka untuk semua orang. Tanpa anak-anak ini tau, ada juga yang memanfaatkan postingan mereka, buat jadi bahan bercandaan, terang-terangan mengatakan 'miris' atau cenderung apatis.

Ya, dulu Diary yang sering jadi perdebatan karena dibaca saudara, kini saat jadi pusat perhatian malah b aja. Beberapa tahun kemudian, mereka pasti geli juga dengan status yang pernah ditulis dulu. Mereka, anak-anak baru lulus SD itu pasti baru belajar, masih awam soal medsos dan kita punya tugas untuk mengingatkan, toh itu untuk kebaikan mereka sendiri.